ILMU BUDAYA DASAR

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://batik.or.id/wp-content/uploads/2014/11/sejarah-batik-solo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://batik.or.id/wp-content/uploads/2014/11/sejarah-batik-solo.jpg" /></a></div> I. LATAR BELAKANG<br /><br />1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dengan keanekaragaman budaya yang tidak lepas dari ikatan-ikatan (primordial) kesukuan dan kedaerahan<br />2. Proses pembangunan membawa dampak (positif maupun negatif) berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya, yang berpengaruh pada mental manusia. Berikutnya terjadi perbenturan nilai budaya yang berakibat pada timbulnya konflik dalam kehidupan (pribadi dan sosial)<br />3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia berupa :<br />a. Konflik dengan tata nilai budayanya<br />b. Bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya.<br />c. Teknologi bersifat ambivalen (positif dan negatif)<br />d. Resah dan gelisah.<br /><br /><br />II. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR<br /> <br /> Tujuan pengajaran Ilmu Budaya Dasar adalah :<br /> Lebih peka dan terbuka, serta bertanggungjawab terhadap <br /> masalah kemanusiaan dan budaya.<br /> Peka terhadap nilai-nilai lain, agar mudah menyesuaikan diri.<br /> Sadar, hormat menghormati serta simpati terhadap nilai-nilai <br /> yang hidup dalam masyarakat.<br /> Berkembangnya daya kritis terhadap persoalan-persoalan <br /> manusia dan kebudayaan.<br /> Memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan.<br /> Menimbulkan minat untuk mendalaminya.<br /> Mendukung dan mengembangkan kebudayaan sendiri dengan <br /> kreatif<br /> Tidak bersifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu.<br /> <br /> Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :<br /><br />1. Mengenal lebih dalam perilaku diri sendiri maupun orang lain.<br />2. Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup.<br />3. Dapat bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu atau perduli tarhadap perilaku manusia<br />4. Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara mendalam dan peka<br />5. Memiliki penglihatan, pemikiran serta mampu menghargai budaya disekitar dan ikut mengembangkan budaya bangsa dan melestarikan budaya nenek moyang<br />6. Sebagai calon pemimpin dan ilmuwan tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan/sektarian<br />7. Sebagai jembatan dialog dan komunikasi antar berbagai disiplin ilmu.<br />8. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai dengan penuh tanggung jawab<br />9. Mengembangkan minat dan kebiasaan menyelidiki kejadian disekitar dan lingkungan<br /> 10.Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya.<br /><br /> Dengan kata lain, bahwa tujuan pengajaran Mata Kuliah Ilmu <br /> Budaya Dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan <br /> wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, <br /> agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai <br /> lingkungan budaya dapat menjadi lebih halus.<br /><br /><br /><br /><br /><br />III. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR<br /><br />Ilmu Budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan.<br /><br /> Ilmu Budaya Dasar merupakan pengganti istilah “Basic Humanities/The Humanities (Inggris) yang berasal dari bahasa Latin yaitu “HUMANUS” yang berarti “MANUSIAWI, BERBUDAYA DAN HALUS”<br /> Ilmu Budaya Dasar/The Humannities/Humanus/Humaniora berkaitan dengan masalah nilai-nilai manusia sebagai HOMO HUMANUS atau MANUSIA BERBUDAYA.<br /><br /><br /><br /><br /> ILMU<br /> Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang(pengetahuan) itu….(KBBI)<br /> Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan “Hukum Sebab Akibat” dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar) maupun menurut hubungannya (jika dilihat dari dalam) : Muhammad Hatta<br /> Ilmu adalah sebagai akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan.<br /><br />Sifat-sifat ilmu :<br />- Berdiri secara satu kesatuan<br />- Tersusun secara sistematis<br />- Ada dasar pembenarannya (dapat dijelaskan secara <br /> bertanggungjawab dengan fakta dan data)<br />- Mendapat legalitas (hasil pengkajian dan riset)<br />- Dapat ditransfer, dimengerti dan dipahami<br />- Universal, tidak terbatas ruang dan waktu, sehingga dapat berlaku <br /> dimana saja, kapan saja diseluruh alam semesta.<br />- Berkembang, yaitu mampu mendorong pengetahuan dan <br /> penemuan- penemuan baru.<br /><br />Pengetahuan :<br />Segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktivitas panca indera untuk mengetahui suatu kenyataan ke dalam jiwa, sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.<br /><br />Mengapa Ilmu ada :<br />Pada hakekatnya manusia memiliki keingintahuan (kuriositas) pada setiap hal yang ada maupun yang sedang terjadi disekitarnya. Sebab banyak sekali sisi-sisi kehidupan yang menjadi pertanyaan dalam dirinya.<br />Oleh sebab itulah timbul pengetahuan yang suatu saat setelah melalui beberapa proses berkembang menjadi ” ILMU”<br /><br />Bagaimana manusia mendapatkan Ilmu :<br /><br />- Manusia yang dilengkapi dengan seperangkat akal budi dan <br /> pikiran, manusia dapat memperoleh dan mempelajari ilmu.<br />- kaidah berpikir atau logika, merupakan sarana untuk <br /> memperoleh, memelihara dan meningkatkan ilmu<br />-Jadi ilmu dapat berkembang sesuai dengan perkembangan <br /> cara berfikir manusia.<br /><br /> <br /> Ilmu Pengetahuan tercipta karena adanya kebutuhan manusia untuk menguasai alam semesta dalam rangka mempertahankan kehidupannya.<br />Sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusia, ilmu pengetahuan pun berkembang dengan sangat pesatnya.<br />Meskipun secara umum ilmu pengetahuan lebih banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia, namun ilmu pengetahuan juga dapat menjadi bencana bagi manusia dan lingkungannya jika manusia tidak mengedepankan peradaban dan moral.<br />Dewasa ini banyak kritik terhadap ilmu pengetahuan modern, karena dianggap gagal membentuk kepribadian manusia secara utuh. Pribadi manusia terpecah- belah oleh kepentingan-kepentingan bisnis dan ambisi, sehingga manusia tidak lagi memiliki jiwa yang independen. <br /><br />Siapakah Manusia itu.<br />Banyak teori yang dikemukakan untuk menjawab pertanyaan itu, diantaranya :<br />Aliran Materialisme<br />Aliran Idealisme dan Realisme Klasik<br />Aliran Teologis<br /><br />Aliran Materialisme<br />Semua peristiwa terjadi karena proses material dan zat, termasuk manusia ditentukan oleh proses material dan zat ini.<br /><br />Aliran Idealisme dan Realisme Klasik<br />Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan atau kerohanian<br /><br />Aliran Teologis<br />Manusia beda dengan makhluk lain karena hubungannya dengan Tuhan.<br />Semua makhluk mempunyai dorongan yang bersifat naluriah yang termuat dalam gen mereka. Yang membedakan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuan manusia dalam hal pengetahuan dan perasaan. Melalui perasaan, manusia mengembangkan eksistensi kemanusiaannya<br /><br />Budaya<br />Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi(budi atau akal) yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. <br />Dalam bahasa Inggris disebut culture (Kultur), dan bahasa Latin disebut Colere yang artinya mengolah, mengerjakan dan memelihara ladang atau bertani.<br /><br />Kebudayaan<br />Pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah di dalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.<br />Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.(Edward B. Tylor)<br />Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat (Selo Sumardjan)<br /><br />Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, karena hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan.<br />Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar.<br /><br />Unsur-unsur kebudayaan, mencakup :<br />1. Sistem Religi / Kepercayaan<br />2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan<br />3. Pengetahuan (ilmu)<br />4. Bahasa dan Kesenian<br />5. Mata Pencaharian Hidup<br />6. Peralatan dan Teknologi<br /><br /> Hubungan antara manusia dengan kebudayaan dapat dilihat dari <br /> kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan, yaitu <br /> sebagai :<br />1. Penganut Kebudayaan<br />2. Pembawa Kebudayaan<br />3. Manipulator Kebudayaan<br />4. Pencipta Kebudayaan<br /><br /> Terbentuknya kebudayaan karena manusia dihadapkan pada <br /> persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian dengan <br /> berbagai cara agar manusia tetap survive.<br /><br /> Kebudayaan disebut juga sebagai “WAY OF LIFE”<br /><br />Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.<br /> Ilmu Budaya dasar semata-mata hanya sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.<br /> Dalam masyarakat yang berkembang semakin cepat dan rumit, akan terjadi pergeseran nilai-nilai yang membuat masa bodo,merasa terasing atau putus asa, maka perlu ada bimbingan untuk menemukan cara terbaik yang sesuai.<br /><br />IV. TEMA POKOK PEMBAHASAN ILMU BUDAYA <br /> DASAR<br /><br /> Tema pokok atau inti pembahasan ilmu budaya dasar adalah mencakup hubungan antara manusia dengan :<br />1. Cinta Kasih<br />2. Keindahan<br />3. Penderitaan<br />4. Keadilan<br />5. Pandangan Hidup<br />6. Tanggung jawab<br />7. Kegelisahan<br />8. Harapan.<br /><br />1. Cinta Kasih<br /><br />Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mencintai dan dicintai atau cinta kasih.<br /><br />Cinta :<br />Cinta adalah sikap , sesuatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan.<br />Cinta adalah kekuatan manusia yang paling tinggi<br />Cinta adalah sumber segalanya<br />Cinta mengubah hidup menjadi lebih baik.<br />Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam (melalui pengenalan, tanggung jawab, perhatian dan saling menghormati).<br />Impian tidak akan dapat terwujud tanpa cinta.<br />Dengan cinta kita selalu menjaga lingkungan yang harmonis.<br />Dalam bahasa Yunani ada tiga kata yang digunakan untuk mengungkapkan cinta, yakni :Eros/erotis, Philia, Agape dan Narsisistis.<br /><br />Eros/erotis/amor adalah cinta seksual, yang didasarkan pada nafsu/birahi “ego”.<br /><br />Philia adalah cinta persahabatan/relasional, yang tidak dibatasi oleh jenis kelamin tetapi terbuka kepada semua, baik pria maupun wanita.<br /><br />Agape adalah cinta yang melihat orang lain sebagai bagian dari diri sendiri. “Aku” dan “Engkau” menjadi “Kita”. Cinta Agape mengatasi segala tembok pemisah :agama, suku, budaya, kelamin, kaya-miskin, pintar- bodoh, yang sanggup menderita dan berkorban.<br /><br />Narsisistis adalah pribadi yang mementingkan diri sendiri (egois), yang biasanya disebabkan oleh :rasa tertekan, kelelahan, ketidakmampuan bekerja, kegagalan cinta dll.<br /><br />Kasih Sayang<br />Hidup kita di dapat dari pemberian perhatian orang lain (orang tua, saudara, suami/istri, kawan dsb.)<br />Hidup ini akan menjadi indah, bahagia mengesankan dan bermanfaat bila kita saling membagi perhatian/ kasih sayang.<br />Kasih sayang membutuhkan keterbukaan, pengertian, pengorbanan, perhatian, tanggung jawab dsb.<br />Kasih sayang merupakan dasar dalam suatu komunikasi.<br />Dengan kasih sayang kita akan selalu menghargai karya orang lain<br /> <br /> 2 .Keindahan<br /><br />Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan pendengaran(pengamatan panca indera/estetika) juga merupakan perpaduan pengamatan batiniah (kenikmatan spiritual)<br />Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang.<br />Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang.<br />Dari pengertian keindahan tersebut, mangandung arti bahwa manusia memiliki sensibilitas estetis, karena itu: Manusia tidak dapat dilepaskan dari keindahan.<br />Manusia membutuhkan keindahan dalam kesempurnaan (keutuhan) pribadinya.<br />Tanpa keindahan/estetika ini, kemanusiaan tidak lagi mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi steril.<br /><br />3.Penderitaan<br /> <br /> Sesuatu yang lebih merupakan musuh utama manusia adalah <br /> rasa takut, walaupun rasa takut itu sendiri merupakan suatu <br /> yang sangat perlu bagi kita dalam kehidupan ini.<br /> Penderitaan itu ada manfaatnya, karena ia mendekatkan kita <br /> kepada Tuhan.<br /> Rasa takut berlebihan yang merasuk daya khayal dapat <br /> menyebabkan gangguan jiwa yang disebut dengan Phobia.<br /> Penderitaan yang paling parah adalah mereka yang takut akan <br /> hal-hal atau keadaan yang biasa.<br /><br />4.Keadilan <br /><br />Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.<br /><br />Keadilan terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara penuntutan hak dan menjalankan kewajiban.<br /><br />Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.<br /><br />Adil atau keadilan adalah suatu tindakan yang tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.<br /><br />Keadilan adalah jalan selamat menuju kebahagiaan hidup dan kedamaian.<br /><br />Menegakkan keadilan adalah kewajiban setiap manusia.<br />Keadilan akan tegak dengan kerja nyata dan harus ada sinergi yang kompak dan terpadu antar umat manusia.<br /><br /><br />5.Pandangan Hidup<br />Adalah konsep atau cara pandang manusia yang bersifat mendasar tentang diri dan dunianya yang menjadi panduan untuk meraih kehidupan yang bermakna.<br />Cara padang tersebut berfungsi sebagai sarana untuk merespon dan menerangkan permasalahan eksistensial kehidupan .<br />Setiap masyarakat pasti memiliki pandangan hidupnya sendiri.<br />Pandangan hidup adalah adalah faktor terpenting pembentuk jati diri dan perbuatan<br />Memberikan warna pada apa yang kita lihat di dunia sekitar kita.<br />Memberi pola penafsiran peran dalam dunia ini.<br />Manusia merasa mempunyai peta dan rencana untuk mengarahkan kehidupannya agar lebih berarti.<br />Berhubungan dengan tinggi rendahnya cita-cita yang berdasarkan pada kualitas, kemampuan dan kesempatan.<br />Pandangan hidup berperan membentuk motivasi, menetapkan prioritas, dan mengarahkan perbuatan kita.<br /><br />6.Tanggung jawab<br /><br />Manusia sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu dan makhluk sosial dalam kehidupannya dibebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiban dan dituntut pengabdian dan pengorbanan.<br />Tanggung jawab adalah kewajiban melakukan tugas tertentu.<br />Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang.<br />Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan,dsb)<br />Oleh karena itu manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang dapat menyatakan diri sendiri, bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum.<br />Macam-macam tanggung jawab :<br />Sesuai dengan eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu dan makhluk sosial, maka tanggung jawab dapat dibedakan sbb:<br />Tanggung jawab terhadap diri sendiri<br />Tanggung jawab terhadap keluarga<br /> Tanggung jawab terhadap keluarga<br />Tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa.<br /><br /><br />7.Kegelisahan<br /><br />Kegelisahan timbul apabila manusia tidak bias menjaga hakikat diri dan hakikat hidupnya.<br /><br />Sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas)<br /><br />Keserakahan dan konflik akan memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan.<br /><br />Kegelisahan dan kesedihan merupakan suatu kejahatan kembar yang datang beriringan dan bergandengan. Jika anda gelisah, maka Anda akan merasa sussah dan sedih, demikian sebaliknya.<br /><br />Kita harus mengatasi kegelisahan dengan usaha kita sendiri, kemantapan hati, kesabaran, pengertian dan kebijaksanaan.<br />Kegelisahan kita ciptakan di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan.<br /><br />Untuk melatih kita agar kegelisahan tidak menumpangi pikiran, maka yang perlu dilakukan adalah :<br /><br />-Jangan bertentangan dengan hukum alam<br />-Kenalilah Lingkunganmu<br />-Ketidakbahagiaan manusia<br />-Waktu akan menyelesaikan masalah<br />-Kebahagiaan dan Materialisme<br />-Kendalikan Pikiran<br />-Bertindaklah Bijaksana<br />-Kerendahan Hati<br />-Jangan menyia-nyiakan waktu<br />-Kesabaran dan Toleransi<br />-Balaslah Kejahatan dengan Kebaikan<br />-Memiliki Cinta Kasih<br />-Menghindari Makanan dan Minuman yang Memabukkan<br />-Uruslah Urusanmu Sendiri<br />-Jangan Cemas<br />-Belajar dari Kegagalan<br /><br />8.Harapan<br /><br />Harapan adalah sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang, yang datangnya merupakan karunia Tuhan, yang sifatnya terpatri dan sukar untuk dilukiskan.<br /> Harapan dan cita-cita adalah menginginkan hal yang lebih <br /> baik atau meningkat yang menyangkut masa depan karena belum terwujud.<br />Harapan itu muncul karena adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup<br /><br />Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu, mencakup :<br /><br />=Kelangsungan hidup (survival)<br />=Keamanan (safety)<br />=Hak dan Kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and <br /> love)<br />=Diakui Lingkungan (status)<br />=Perwujudan cita-cita (self actualization)

ILMU BUDAYA DASAR

I. LATAR BELAKANG 1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dengan keanekaragaman budaya yang tidak lepas dari ikata...

+ Read more »

PANCASILA

1. PENDAHULUAN<br /><br />Tantangan berat bagi bangsa-bangsa dunia, khususnya bangsa Indonesia dewasa ini adalah globalisasi (informasi dan komunikasi) yang penuh dengan perubahan dan tantangan.<br />Globalisasi disini dimaksudkan adalah proses perkembangan umat manusia dalam berbagai aspek (IPOLEKSOSBUDHANKAM) yang menerobos batas-batas etnik, batas-batas yuridis kenegaraan dan batas batas ideologis. Dalam arti yang lebih luas globalisasi merupakan transformasi sosial budaya yang mendunia (mengglobal) yang dapat merubah perilaku, gaya hidup dan struktur masyarakat menuju kearah kesamaan global, menembus batas-batas daerah, etnik, wilayah bahkan negara.<br /><br />Sampai seberapa jauh batas-batas tradisional (kepribadian bangsa) betul-betul dapat diterobos oleh globalisasi, sangat tergantung pada perkembangan dan transformasi sosial budaya pada visi, misi dan sikap bangsa Indonesia dalam skala tingkat nasional.<br /><br />Transformasi sosial budaya baru akan berlangsung sesuai dengan cita-cita kalau diantisipasi secara tepat dengan tindakan-tindakan yang memadai sedini mungkin.<br />Kekuatan utama dalam mengantisipasi sisi negatip era globalisasi adalah perkembangan pemikiran dan wawasan yang dapat melahirkan gagasan-gagasan alternative mengenai arah perubahan masyarakat, khususnya bidang ideologi, falsafah dan pandangan hidup bangsa itu sendiri.<br /><br />2. PENDIDIKAN PANCASILA<br /><br />Pendidikan pancasila mencakup:<br />a. Pancasila sebagai sistem filsafat<br />b. Pancasila sebagai dasar negara<br />c. Pancasila sebagai ideologi negara.<br />d. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan nasional.<br />e. Fungsi dan peranan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.<br />f. Faktor kesejarahan nilai-nilai Pancasila<br />g. Perbedaan antara ajaran Pancasila dengan komunis<br />h. Konsep negara hukum Indonesia<br />i. Butir-butir dalam kelima sila dari Pancasila<br />j. Ideologi<br />k. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM)<br /><br />a. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat<br /><br />Filsafat berasal dari kata phile = cinta, minat, mencari, dan Sophia = kebijaksanaan.<br /><br />Hakikat filsafat dapat disebut sebagai ilmu atau sebagai metode.<br /><br />Filsafat sebagai ilmu adalah ilmu pengetahuan yang dihimpun oleh manusia dengan budinya mengenai segala sesuatu yang dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebabnya yang terdalam (radikal) sampai pada akar-akarnya terutama dengan mengadakan refleksi dengan melakukan aktivitas budinya secara sadar.<br /><br />Filsafat sebagai metode adalah cara berfikir senantiasa secara refleksif dengan mempergunakan budi meneliti ulang, menjajagi lagi apapun yang telah dilaksanakan dengan sadar.<br /><br />b. Pancasila Sebagai Dasar Negara<br /><br />Dalam hidup bersama tidak cukup hanya dengan relasi-relasi kemasyarakatan dan adat kebiasaan mereka saja, namun harus ada suatu kehendak umum dan kebulatan tekad yang menggerakkan mereka. Anggota-anggota masyarakat itu bergerak, berperilaku dan bersikap digerakkan oleh kehendak umum. Dalam kondisi ini rakyat menyatakan identitasnya yang selanjutnya identitas ini mengatasi fakta-fakta konkrit.<br /><br />Bagi bangsa Indonesia, Dasar Negara Republik Indonesia yang benar dan sah adalah yang terdapat dalam Pembukaan (Preambule) UUD yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, yang berbunyi sebagai berikut:<br /><br />1) KETUHANAN YANG MAHA ESA;<br />2) KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB;<br />3) PERSATUAN INDONESIA;<br />4) KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN;<br />5) KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.<br /><br /><br /><br /><br />c. Pancasila Sebagai Ideologi Negara<br /><br />Ideologi berasal dari kata eidos (Yunani), Idea (Latin) yang berarti: pengertian, ide, gagasan. Logos (Yunani) berarti:ilmu. Ideologi berarti dapat dirumuskan sebagai seperangkat ide asasi mengenai manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup terutama dalam perjuangan nasional.<br />Ideologi mempunyai fungsi penting yaitu menanamkan keyakinan akan kebenaran perjuangan kelompok atau kesatuan yang berpegang teguh pada ideologi itu. Sehingga ideologi itu menjadi sumber inspirasi dan sumber cita-cita hidup, pedoman, pola dan norma hidup bagi para warganya <br /><br />Didalam kehidupan kelompok, masing-masing anggota kelompok yakin bahwa pandangan hidup kelompoknya merupakan suatu kebenaran sejauh yang dapat dipikirkan manusia, sehingga tumbuhlah falsafah hidup kelompok yang bersangkutan, kemudian berkembang menjadi pandangan hidup kelompok tersebut. Selanjutnya kehidupan berkelompok meningkat menjadi bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.<br />Dengan demikian ideologi merupakan suatu kelanjutan atau konsekwensi logis dari pandangan hidup bangsa, falsafah hidup bangsa, yang terdiri atas seperangkat tata nilai yang di-cita-citakan akan direalisasikan didalam kehidupan berkelompok.<br />Ideologi akan memberi stabilitas arah dalam hidup berkelompok dan sekaligus memberikan dinamika gerak menuju kearah yang dicita-citakan.<br /><br />Bagi bangsa Indonesia, perkembangan tumbuhnya suatu ideologi bangsa secara teoritis dikukuhkan semenjak 18 Agustus 1945 yang diberi nama PANCASILA.<br /><br />Sebagai ideologi yang secara efektif mampu menanggulangi setiap ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, Gangguan), pada diri Pancasila termuat unsur-unsur:<br /><br /><br />Realitas:<br />Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mencerminkan realitas dan citra yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.<br /><br />Idealitas:<br />Kadar idealisme yang terkandung didalam dirinya mampu menumbuhkan motivasi, yang pada suatu saat benar-benar akan dapat diwujudkan dalam kenyataan hidup, bukan sekedar utopi tanpa makna.<br /><br />Fleksibilitas:<br />Pancasila terbuka bagi tafsir-tafsir baru, tidak terjerumus dalam jurang kemiskinan relevansi, tidak mandek dalam kebekuan dogmatis sehingga menjadi tetap fungsional, aktual, kontekstual dalam menyongsong setiap perkembangan jaman tanpa perlu kehilangan “Jati dirinya”.<br /><br />Hubungan antar berbagai “Pandangan Hidup”<br /><br />Dalam proses perumusannya, pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa (Ideologi Nasional) dan selanjutnya padangan hidup bangsa tersebut dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara (Ideologi Negara).<br />Tidak semua pandangan hidup masyarakat yang majemuk dapat diangkat sebagai pandangan hidup bangsa, karena ada proses seleksi secara sadar.<br /><br />Bangsa, adalah rakyat yang telah mempunyai kesatuan tekad untuk membangun masa depan bersama dengan mendirikan sebuah negara yang akan mengurus terwujudnya aspirasi dan kepentingan bersama mereka secara adil.<br /><br />Negara, mengacu kepada kriteria yang ditetapkan pada Konvensi Montevideo tahun 1933, yang menentukan 3 syarat umum sebuah negara, yakni:<br />• Adanya rakyat, yaitu sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi/negara itu.<br />• Wilayah yang permanent<br />• Pemerintah yang mampu melakukanhubungan internasional<br /><br />Sedangkan Negara Kebangsaan harus ada tambahan sayarat lainnya, yaitu:<br />1. Kedaulatan, sebagai jiwa (soul) dari negara, yang bersifat: mutlak, abadi, utuh, tunggal, tak terpecah-pecah/terbagi-bagi, tertinggi<br />2. Adanya tekad dan semangat kebangsaan seluruh rakyat tersebut untuk membangun masa depannya secara bersama-sama sebagai satu bangsa. Poin ini merupakan intisari dari “Pandangan Hidup Bangsa”<br /> <br /><br /><br />Tujuan Bernegara<br /><br />Bahwa tujuan bernegara dapat dilihat dari cara pandang, yaitu:<br />Sistem Feodal, bahwa tujuan bernegara adalah penguasaan atas tanah. Dalam keadaan seperti itu maka pemupukan kekayaan oleh penguasa (negara) menjadi tujuan utama, dan kekayaan yang melimpah pada penguasa (negara) akan tertumpah pada rakyatnya.<br />Sistem Demokrasi, bahwa tujuan bernegara ialah persamaan dan kebebasan. Di Eropa Barat mengutamakan kebebasan, sedangkan persamaan cukup dalam hukum. Di Eropa Timur (Komunis) yang diutamakan persamaan materinya, sedangkan kebebasannya di nomor duakan.<br /><br />Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia adalah untuk memenuhi kepentingan umum (res publika) yang diungkapkan sebagai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yaitu yang mengandung unsur-unsur (alinea IV Pembukaan UUD 1945):<br />1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah (wilayah)<br />2. Memajukan kesejahteraan umum<br />3. Mencerdaskan kehidupan bangsa<br />4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi, kemerdekaan dan keadilan social<br /><br />d. Pancasila sebagai Paradigma dalam Pembangunan Nasional.<br /><br />Paradigma mengandung arti kerangka berpikir, penafsiran dari kata-kata, sehingga dalam melakukan uraian tentang paradigma pembangunan nasional haruslah dicarikan penafsiran dari Pancasila<br /><br />Dengan demikian bicara tentang pembangunan nasional dengan landasan Pancasila, maka harus diketahui apa sebenarnya hakekat yang terkandung dalam sila-sila Pancasila serta bagaimana ide dasar Pancasila itu digunakan sebagai landasan dan penopang pembangunan nasional dibidang apapun.<br /><br /><br /><br />e. Fungsi dan Peranan Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara mencakup:<br /><br />1. Jiwa bangsa Indonesia.<br />2. Kepribadian bangsa.<br />3. Dasar Negara Republik Indonesia.<br />4. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.<br />5. Perjanjian luhur.<br />6. Pandangan hidup yang mempersatukan bangsa.<br />7. Cita-cita dan tujuan bangsa.<br />8. Moral pembangunan.<br /><br />f. Faktor Kesejarahan Nilai-Nilai Pancasila<br /><br />Pada abad ke 7 s/d 16, bangsa Indonesia berada dalam periode yang sering disebut sebagai masa “Kerajaan Nusantara” yang ditandai dengan terdapatnya dua kerajaan besar, yaitu:<br />Sriwijaya (abad 7 s/d 12)<br />Majapahit (abad 13 s/d 16)<br />Kedua kerajaan tersebut telah mampu membawa Indonesia mencapai puncak kemegahannya sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta berperan penting di kawasan Asia Tenggara.<br /><br />Pada waktu itu telah dikenal istilah “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” (walaupun berbeda, satu jua adanya)<br /><br />Mpu Tantular dalam bukunya “Sutasoma” yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke 14) ditemukan istilah “PANCASILA” yang diartikan sebagai perintah kesusilaan yang lima jumlahnya (Pancasila Krama) yang berisi lima larangan, untuk; 1) melakukan kekerasan, 2) mencuri, 3) berjiwa dengki, 4) berbohong, 5) mabuk akibat minuman keras.<br /><br />Dengan kedatangan bangsa Portugis, Spanyol, Prancis, Inggris, Belanda dan Jepang yang menggunakan tipu muslihat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, maka berakhirlah periode kerajaan nusantara itu, dan mulailah periode penjajahan yang menindas dan menghisap kekayaan alamnya, yang merupakan periode penderitaan lahir-bathin.<br />Perlawanan terus diadakan, namun selalu mengalami kekalahan, karena perjuangan yang dilakukan bersifat lokal dan tidak ada persatuan dan kesatuan.<br />Akhirnya muncul kesadaran bahwa perjuangan yang bersifat nasional dan berlandaskan persatuan dan kesatuan dari seluruh bangsa Indonesia akan mempunyai kekuatan yang nyata.<br /><br />Pergerakan Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 merupakan tonggak awal perjuangan yang bersifat nasional yang terorganisir dan terbuka untuk semua golongan bangsa Indonesia.<br /><br />Tekad perjuangan kemerdekaan itu lebih tegas lagi dengan “Sumpah Pemuda” 28 Oktober 1928, dengan Ikrar “ SATU NUSA, SATU BANGSA DAN MENJUNJUNG TINGGI BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA’.<br /><br />Wawasan kebangsaan tersebut kemudian mencapai satu tonggak sejarah, dengan diproklamirkannya “KEMERDEKAAN INDONESIA’,pada tanggal 17 Agustus 1945.<br /><br />Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, tercatat berbagai peristiwa dan pergolakan politik yang apabila dikaji secara mendalam, mempunyai tujuan akhir untuk mengubah Pancasila sebagai dasar negara dan menggantikannya dengan dasar/ideologi lain.<br />Peristiwa dan pergolakan itu diantaranya:<br />1. Pemberontakan PKI pertama tahun 1948 di Madiun.<br />2. Kemacetan Sidang Konstituante selama tiga tahun tidak berhasil melaksanakan tugasnya, karena adanya pikiran untuk mengganti Pancasila dengan dasar negara lain. Kemelut itu diakhiri dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 dengan menyatakan berlakunya kembali UUU 1945.<br />3. Pemberontakan DI/TII.<br />4. Pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia/Pembangunan Rakyat Semesta) tahun 1958.<br />5. Pemberontakan PKI kedua tahun 1965, dengan G.30.S/PKI.<br /><br />Rintangan-rintangan lainnya dengan menjadikan Pancasila sebagai tameng untuk menyusupkan paham dan ideology lain yang justru bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, misalnya:<br />Memberi arti kepada Pancasila sebagai Nasakom (Nasional, Agama, Komunis)<br />Sosialisme Indonesia sebagai Marxisme yang diterapkan di Indonesia<br />Masing-masing kekuatan politik, golongan atau kelompok memberi arti sempit kepada Pancasila untuk keuntungan dan kepentingannya sendiri.<br /><br />Dengan melihat latar belakang sejarah tersebut, maka perlu kesadaran akan perlunya pengamalan Pancasila untuk menyongsong pembangunan masa depan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yang meliputi:<br />1. Penanaman nilai kepribadian dalam pembangunan<br />2. Mempersiapkan pergantian generasi<br />3. Babak pembangunan<br />4. Ikut dalam perkembangan dunia<br />5. Perwujudan Pancasila sebagai panggilan sejarah.<br /> <br />g. Perbedaan antara Ajaran Pancasila dengan Komunis<br /><br />1. Ciri-ciri pokok ajaran Pancasila:<br />a). Mengajari manusia mengimani Tuhan, sebagai pencipta alam semesta beserta isinya<br />b). Adanya penghargaan terhadap manusia sebagai pribadi yang berbudi luhur dan berbudaya, dkl. Menghormati HAM<br />c). Mengajarkan cinta bangsa dan tanah air yang diimbangi dengan cinta sesama manusia dalam kerangka keluarga besar umat manusia<br /><br />d). Prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan (pemungutan suara dimungkinkan)<br /><br />e). Mendorong individu berperan secara proaktif dalam proses produksi<br /><br /><br />f). Mengajarkan kebahagiaan batin dan material (keseimbangan hidup)<br /><br />2. Ciri-ciri pokok ajaran Komunis:<br />a). Ateis, tidak mengimani Tuhan dan tidak menganggap ada Tuhan. Keberadaan Tuhan terserah kepada manusia (Tuhan ada kalau ia berfikir Tuhan ada, dan sebaliknya….)<br /><br />b). Tidak menghargai manusia sebagai individu (tidak memperbolehkan manusia menguasai alat-alat produksi)<br />c). Mengajarkan teori perjuangan/pertentangan kelas (proletariat melawan kapitalis dan tuan tanah). Lenin, 1919-1921 membersihkan kaum kapitalis, Stalin,1927 membersihkan kaum feodal/tuan tanah.<br /><br />d). Doktrin komunis, revolusi terus menerus.<br /><br />e). Memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, tanpa kelas, semua orang sama.<br /><br />f). Dalam dunia politik menganut system politik satu partai (tidak ada partai oposisi)<br /><br />Dari cirri-ciri kedua ajaran tersebut, tidak mungkin dapat dipersekutukan.<br /><br />h. Konsep Negara Hukum Indonesia. <br /> <br />Prinsip pokok negara hukum (Rechtsstaat) yang merupakan pilar utama penyanggah berdiri tegaknya satu negara modern, Indonesia sebagai <br />negara hukum, secara formal mengandung unsur-unsur sbb.:<br />1. Supremasi hukum (supremacy of law)<br />2. Persamaan dalam hukum (equality before the law)<br />3. Asas legalitas (due process of law)<br />4. Pembatasan kekuasaan<br />5. Organ-organ eksekutif independen (BI, POLRI, TNI, Kejaksaan, Komisi HAM, KPU, Komisi Penyiaran, Lembaga Ombudsman, dll)<br />6. Peradilan bebas tidak memihak<br />7. Peradilan Tata Usaha Negara<br />8. Peradilan Tata Negara (constitutional court) Mahkamah Konstutusi.<br />9. Perlindungan HAM<br />10. Bersifat demokratis (democratische rechtsstaat)<br />11. Bersifat sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara (welfare rechtsstaat) meningkatkan kesejahteraan umum.<br />12. Transparansi dan kontrol sosial.<br /><br />i. Butir-Butir dalam Kelima Sila dari Pancasila<br />Untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan keseharian, kelima sila dalam Pancasila dapat dirinci kedalam 45 butir, sbb.:<br /><br /><br /><br />1. Ketuhanan Yang Maha Esa<br /><br />1). Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa<br />2). Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME, sesuai dengan agama daan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab<br />3). Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama yang berbeda-beda..<br />4). Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama <br />5). Agama adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan YME yang dipercayai dan diyakininya.<br />6). Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing<br />7). Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME kepada orang lain.<br /><br /><br /><br /><br />2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. <br /><br />1). Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan YME.<br />2). Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dsb.<br />3). Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.<br />4). Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira.<br />5). Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.<br />6). Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan<br />7). Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan<br />8). Berani membela kebenaran dan keadilan.<br />9). Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.<br />10). Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.<br /> <br />3. Persatuan Indonesia<br /><br />1). Mampu menempatkan persatuan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan<br />2). Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa.<br />3). Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.<br />4). Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia<br />5). Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.<br />6). Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika<br />7). Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.<br /><br />4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan.<br /><br />1). Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.<br />2). Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.<br />3). Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama<br />4). Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan<br />5). Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.<br />6). Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.<br />7). Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan.<br />8). Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.<br />9). Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama<br />10). Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.<br /><br />5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia<br /><br />1). Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan<br />2). Mengembangkan sikap adil terhadap sesame<br />3). Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban<br />4). Menghormati hak orang lain.<br />5). Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.<br />6). Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.<br />7). Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah<br />8). Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum<br />9). Suka bekerja keras.<br />10). Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.<br />11). Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan social<br /><br /><br />J. IDEOLOGI<br /><br />Ideologi adalah semacam skema interpretasi umum dari sekumpulan ide atau gagasan yang digunakan untuk menilai situasinya sendiri dan situasi orang-orang lain.<br />Ideologi digunakan untuk menunjuk sistem ide, kepercayaan ataupun sikap yang mendasari pandangan hidup sesuatu kelompok kelas atau masyarakat tertentu <br />Ideologi menjelaskan berbagai pandangan dan perasaan tentang masalah-masalah yang paling hakiki dalam kehidupan manusia ditengah-tengah masyarakatnya.<br />Ideologi diidentikkan dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok elite tertentu untuk melindungi kepentingan ekonomi mereka dengan cara meraasionalkan apa yang disebut ideologi tersebut melalui serangkaian teori yang tidak sesuai dengan kepentingan umum<br /><br />Fungsi dan Peranan Ideologi <br /><br />Ideologi dipandang tidak sekedar rangkaian ide yang saling berkaitan, tetapi dianggap sebagai suatu sarana untuk menciptakan kondisi tertentu yang bisa membantu keberhasilan.<br />Pada dasarnya individu-individu tidak pernah menganut satu ideologi saja, karena ideologi itu merupakan kumpulan gagasan-gagasan dimana setiap anggota/individu mempunyai pendapat, kesukaan dan menentukan pilihannya sendiri.<br /><br />Sistem Ideologi (dalam politik)<br /><br />a. Liberalisme<br />b. Radikalisme<br />c. Konservatisme<br />d. Sosialisme<br />e. Komunisme<br />f. Marxisme<br />g. Leninisme<br />h. Fasisme<br /><br />a. Liberalisme<br /><br />Memberi nilai yang tinggi kepada individu yang otonom yang menguasai segala-galanya.<br />Akal pikiran menduduki tempat yang terpenting<br />Individu tidak boleh dihalangi<br />Perkembangan masyarakat harus dibiarkan berjalan dengan bebas<br />Tidak ada paksaan atau campur tangan dari atas<br /><br />Agar kemajuan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya, maka kekuasaan juga diperlukan yaitu yang dipegang oleh negara<br /> <br />b. Radikalisme<br /><br />Mengandung kritik tajam terhadap tata masyarakat liberalisme dimana terdapat begitu banyak ketidakadilan dan kemiskinan (orang kaya mempunyai kesalahan besar)<br />Memberi pusat perhatian tertinggi kepada kesamaan individu<br />Bersifat cenderung anti agama<br />Menjurus kearah rasa benci yang hebat<br />Kekuasaan politik dan kekerasan memainkan peranan penting<br />Penuh harapan memandang kemasa depan yang diciptakan oleh tangan manusia<br /><br />c. Konservatisme<br /><br />Lebih melihat dengan rasa nostalgia kemasa lalu dengan mempertahankan tatanan kehidupan yang sudah ada, tanpa perubahan sedikitpun.<br />Ideologi lainnya (liberalisme & radikalisme) dianggap sebagai upaya memutus diri dengan masa lalu<br />Tidak suka kepada masyarakat industri modern<br />Hormat kepada tradisi dan tata sosial yang telah tumbuh sepanjang sejarah<br />Perlu adanya kekuasaan hirarkis<br />Perlunya agama sebagai unsur pengikat<br />Biasanya berasal dari daerah pertanian<br /><br />d. Sosialisme<br />Sosialisme secara sederhana adalah sebuah sistem organisasi sosial dimana harta benda dan pemasukan/pendapatan menjadi obyek dari kontrol sosial<br />Sosialisme merupakan teori atau sistem organisasi sosial dimana sumber kekayaan negara dinikmati bersama oleh seluruh rakyat secara sama rata.<br />Sosialisme adalah ajaran atau paham kenegaraan dan ekonomi yang berusaha supaya harta benda, industri dan perusahaan menajdi milik negara.<br /><br /><br />e. Komunisme<br />Praktek pelaksanaan ajaran komunis (primitip/kuno ataupun modern) paling tidak mengungkap salah satu kombinasi dari beberapa hal berikut ini :<br />Penolakan situasi dan kondisi masa lampau baik secara tegas maupun tidak Analisa yang cenderung negative terhadap situasi dan kondisi yang ada<br />Berisi resep perbaikan untuk masa depan Rencana-rencana tindakan berorientasi dalam jangka pendek. Dalam konteks ekonomi, komunis dinyatakan sebagai suatu masyarakat yang diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip :<br />• Hak milik umum atas semua alat-alat produksi<br />• Hak milik perseorangan/pribadi dihapus total atau dibatasi<br />• Persamaan dalam distribusi barang/jasa untuk <br /> keperluan hidup<br />Secara teoritis dapat diwujudkan dalam pemerintahan demokratis maupun dictatorial dalam konteks politik, komunisme diidentikkan dengan model pemerintahan satu partai yang memerintah dengan cara-cara dictator.<br /><br />f. Marxisme<br /><br />Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner serta kaitannya dengan gerakan komunisme, didasari kerangka historis Marxisme itu sendiri.<br />Tokoh dibalik Marxisme ini adalah :<br />• Karl Marx (1818-1883)<br />• Friedrich Engels (1820-1895)<br />Yang disebut juga sebagai tokoh yang mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertian yang sekarang ini.<br /><br />Pokok –pokok pikiran :<br />• Suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan menghancurkan hal-hal yang lama.<br />• Perubahan-perubahan pemikiran, sifat bahkan perubahan masyarakat berlangsung melalui tiga tahap, yaitu :<br /> Tesis (affirmation)<br /> Antitesis (negation)<br /> Sintesis (unification)<br /><br /><br /><br />g. Leninisme<br /><br />Lenin, pendiri Partai Bolsheviks menyajikan suatu interpretasi orisinil terhadap Marxisme yang kemudian dikenal dengan Marxisme-Leninisme<br />Unsur-unsur revolusioner ajaran Leninisme :<br />• Mengharap hancurnya kapitalisme<br />• Revolusi yang menggunakan kekuatan cara sistematis untuk mempercepat proses pembangunan<br />• Untuk mencapai komunisme dilalui dengan dua tahap, yaitu :<br /><br /> Sosialisme akan terwujud dengan adanya penghapusan hak milik perseorangan disertai penciptaan masyarakat tanpa kelas.<br /> Pencapaian peningkatan produktivitas melalui perencanaan terpusat disertai penerapan teknologi modern akan mampu memberikan pemenuhan kebutuhan masing-masing orang<br /> <br /> <br />h. Fasisme<br /><br />Berasal dari bahasa Italia “Fascio” dan Latin “Fasces” yang merupakan symbol kekuasaan pada jaman Romawi kuno sebagai gerakan politik. Fasisme (berkuasa dari tahun 1922 s/d 1943) muncul di Itali setelah PD I yang diorganisir oleh Benito Mussolini sejak tahun 1919 dengan ajaran-ajaran moralisme ideal, yaitu :<br /> Anggota masyarakat harus lebih mementingkan tugas dan kewajibannya daripada hanya menuntut hak semata-mata<br /> Lebih menuntut kebajikan daripada sekedar memenuhi kesenangan /kebutuhan pribadi.<br /> Hakekat Fasisme adalah kepercayaan dan instink dan bukannya akal atau ajaran<br /> Lebih menyukai kekerasan<br /> Menolak demokrasi, liberalisme, sosialisme, marxisme maupun kapitalisme<br /> Cenderung nasionalisme dan imperialisme<br /> Negara berdiri diatas semua individu dan diatas segala-galanya<br /> Kebebasan individu dibatasi<br /> Bukan ideologi yang bersifat dogmatis dan kaku, tetapi luwes sebagai kenyataan darurat sesuai suasana dalam masyarakat dan negara.<br /> Negara melakukan pengawasan mutlak atas kehidupan individu, pendidikan, ekonomi dll.<br /> Hak milik perorangan dipertahankan sepanjang pemakaiannya diletakkan dibawah kekuasaan negara.<br /> Pertentangan kelas tidak dibenarkan dan berbagai pemogokan ditindas.<br /><br />Secara historis, ajaran Fasis ini lahir dari keterlibatan Italia pada PD I. Ternyata diluar perkiraan, Italia banyak memerlukan waktu dan biaya serta tidak memperoleh keuntungan seperti yang diharapkan.<br /><br />Akhirnya terjadi berbagai ekses dalam kehidupan masyarakat dan negara berupa :<br /><br /> Struktur ekonomi rusak parah<br /> Sistem demokrasi semakin tersendat<br /> Parlemen tidak berhasil melaksanakan tugas- tugasnya dengan memuaskan<br /> Munculnya berbagai organisasi dan gerakan politik yang bersifat illegal<br /> Munculnya kekhawatiran masuknya komunisme (biasanya lebih berhasil dalam situasi seperti ini <br /><br /><br />k.DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA <br /> (HAM)<br /><br />DEMOKRASI<br /><br />Demokrasi berasal dari bahasa Latin “Demos=rakyat, cratos = kekuasaan “ <br />“kekuasaan oleh rakyat”<br />Istilah ini bersifat universal, namun isi dan perwujudannya bisa berbeda-beda dari negara yang satu ke negara yang lain. <br /><br />Hal itu disebabkan oleh :<br /> Perbedaan kultur setiap bangsa<br /> Hakikatnya yang dinamis.<br /><br />Perkataan demokrasi yang dikenal dewasa ini tidak saja mengacu pada sistem pemerintahan, tetapi juga sistem penataan kehidupan : ekonomi, kebudayaan, pendidikan, industri, dll.<br /><br />Prinsip prinsip dasar demokrasi :<br /><br />1. Persamaan kesempatan bagi setiap orang untuk mengembangkan potensi-potensi :fisik, intelektual, moral, spiritual dsb<br />2. Hormat terhadap nilai-nilai luhur manusia. Kesejahteraan manusia jauh lebih penting daripada tujuan manapun<br />3. Hormat terhadap hak-hak sipil dan kebebasan. Kebebasan individu dan sosial mengacu pada kemampuan manusia untuk menentukan sendiri apa yang harus dilakukannya dalam hidup ini. Dengan kebebasan, manusia dapat berprakarsa untuk menempuh langkah-langkah terbaik demi pengembangan diri dan masyarakatnya. Namun agar tidak mengarah kepada anarki sosial, harus ada batas-batas berupa : disiplin diri, pengendalian diri yang berasal dari hati nurani, kesadaran serta tanggung jawab, hormat terhadap kebutuhan hak dan nilai-nilai luhur sesamanya.<br />4. Fair Play. Tidak mengambil keuntungan dari kelemahan orang lain. Kita memperoleh rasa hormat dengan menunjukkan rasa hormat.<br /><br />HAK ASASI MANUSIA (HAM)<br /><br />HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau negara, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Dengan kata lain :<br /> Manusia memiliki HAM karena ia manusia<br /> HAM tidak tergantung pada keberadaan suatu negara dan tidak dapat dihilangkan oleh negara <br /> HAM tidak kehilangan kekuatan moralnya hanya karena tidak diakui oleh pihak yang berkuasa<br /><br />Kewajiban untuk menghormati HAM yang tidak dapat diganggu gugat, telah diakui oleh hampir semua negara sejak Deklarasi HAM PBB yang dikeluarkan pada tahun 1948.<br /><br />Antara demokrasi dan HAM merupakan dua isu yang mempunyai hubungan yang sangat erat, karena paling kurang demokrasi merupakan sistem politik yang mendukung upaya manusia untuk mewujudkan keadilan, kebebasan dan kesetiakawanan sosial.Dalam masyarakat demokratis berlaku keyakinan bahwa kebenaran akhirnya dapat ditemukan melalui pertukaran gagasan dan pendapat yang terbuka, karena nilai orang lain akan lebih mudah dipahami.<br /><br />Kewajiban asasi merupakan kewajiban politik negara untuk memenuhi apa-apa yang menjadi hak-hak asasi manusia, meskipun hak-hak itu tidak dapat dituntut oleh tiap-tiap individu secara hukum. Dalam era global, makin banyak bangsa yang merasa berkepentingan dengan demokrasi dan HAM. Namun demikian penegakan demokrasi dan HAM hanya dapat terwujud dengan baik kalau semua pihak mau mengupayakannya secara serius.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />BAB II<br /><br />UUD 1945<br /><br /><br />1. Hukum Dasar<br /><br />Hukum dasar ialah peraturan hukum yang menjadi dasar berlakunya seluruh peraturan dalam suatu negara, yang merupakan: <br />• Sumber hukum tertinggi bagi produk-produk hukum dan kebijaksanaan.<br />• Sarana pengawas (kontrol) bagi berlakunya semua peraturan dalam negara, apakah produk-produk hukum yang lebih rendah yang sedang berlaku sesuai atau tidak dengan UUD 1945.<br /><br />Hukum dasar meliputi dua macam, yaitu:<br /><br />a. Hukum dasar tertulis (UUD/Konstitusi).<br />b. Hukum dasar tidak tertulis (konvensi).<br /><br />A. Hukum dasar tertulis (UUD/Konstitusi)<br /><br />Hukum dasar tertulis ialah peraturan hukum yang menjadi dasar berlakunya seluruh peraturan perundang-undangan dalam suatu negara, yang menurut sifat dan fungsinya, adalah:<br /><br /> Rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.<br /> Hukum yang pokok dan tertinggi, yang merupakan sumber hukum tertinggi, bagi produk-produk hukum dan kebijaksanaan.<br /> Sarana pengawas (kontrol) bagi berlakunya semua peraturan dalam negara, apakah produk-produk hukum yang lebih rendah yang sedang berlaku sesuai atau tidak dengan UUD.<br /> Mengikat.<br /> Penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.<br /> Pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara.<br /> Pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara.<br /> Pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.<br /> Penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (rakyat/system demokrasi) kepada organ negara.<br /> Simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity).<br /> Simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation).<br /> Simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony).<br /> Sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control).<br /> Sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering atau social reform).<br /><br />B. Hukum dasar yang tidak tertulis (konvensi)<br /><br />Aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, yang mencakup:<br /><br /> Merupakan kebiasaan yang berulangkali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.<br /> Tidak bertentangan dengan UUD (Konstitusi) dan berjalan sejajar.<br /> Diterima oleh seluruh rakyat.<br /> Bersifat sebagai pelengkap bagi aturan-aturan yang tidak terdapat dalan UUD.<br /> Hanya terjadi pada tingkat nasional.<br /><br />2. Pembukaan UUD 1945<br /><br />Pembukaan UUD 1945 adalah merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci yang mengandung/memuat pokok-pokok adanya cita-cita luhur bangsa Indonesia yang menjadi jiwa dan semangat serta pendorong ditegakkannya kemerdekaan melalui Proklamasi 17 Agustus 1945, dalam bentuk Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dengan dasar PANCASILA.<br /><br />Oleh karena itu antara Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan, yang tidak dapat diubah oleh siapapun juga. Karena mengubah Pembukaan UUD 1945 sama artinya membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).<br /><br />Makna Pembukaan UUD 1945 bagi perjuangan Bangsa Indonesia,adalah :<br /><br />• Merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di Indonesia<br />• Sumber Motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional.<br />• Cita hukum dan cita moral yang ingin ditegakkan dalam lingkungan nasional maupun internasional<br />• Mengandung makna dan nilai-nilai yang universal dan lestari<br /><br />Makna Alinea-alinea Pembukaan UUD 1945<br /><br />Alinea Pertama :<br />Keteguhan dan kekuatan pendirian serta tekad untuk merdeka dan bersama bangsa lain menentang dan menghapuskan penjajahan diatas dunia karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.<br /><br />Alinea Kedua :<br />• Kebanggaan dan penghargaan terhadap perjuangan bangsa Indonesia selama itu.<br />• Adanya kehendak dan harapan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.<br />• Kemerdekaan bukan tujuan akhir, melainkan harus diisi dengan pembangunan bangsa.<br /><br />Alinea Ketiga :<br />• Bahwa kemerdekaan itu diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.<br />• Mendambakan kehidupan yang seimbang antara materiil dan spiritual serta kehidupan dunia dan akhirat.<br />• Motivasi spiritual yang luhur, agar menjadi kekuatan moral, etik dalam mengisi kemerdekaan melalui pembangunan nasional.<br /><br />Alinea Keempat :<br />• Fungsi dan tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. <br />• Bentuk negara Indonesia adalah Republik<br />• Negara RI adalah negara yang berkedaulatan rakyat.<br />• Dasar negara Indonesia adalah Pancasila<br />• Negara Indonesia adalah negara yang tertib berdasarkan konstitusi dan hukum.<br /><br />Pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945<br /><br />Pokok Pikiran Pertama :<br />Bahwa bangsa Indonesia adalah satu, tidak dapat dipecah-pecah, karena merupakan masyarakat yang integral yang diliputi semangat satu bangsa kekeluargaan, gotong royong dan usaha bersama.<br /><br />Pokok Pikiran Kedua :<br />Bahwa manusia Indonesia dan negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menikmati dan menciptakan keadilan sosial.<br /><br />Pokok Pikiran Ketiga :<br />Kedaulatan berada ditangan rakyat Indonesia<br /><br />Pokok Pikiran Keempat :<br />Mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur.<br /><br />Keempat pokok pikiran tersebut adalah PANCASILA itu sendiri.<br /><br />3. Hubungan antara Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945<br /><br />Pembukaan UUD 1945 memuat pokok-pokok pikiran (dasar negara-Pancasila) dan batang tubuh merupakan penjabaran lebih lanjut dalam pasal-pasal dan merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.<br /><br /><br /><br />4 . Perubahan (Amandemen) UUD 1945<br /><br />Dimulainya era reformasi tahun 1998, seiring terjadinya pergantian kepemimpinan nasional (Berhentinya Soeharto sebagai Presiden pada tanggal 21 Mei 1998), muncul suasana kehidupan nasional yang lebih demokratis, sehingga membuka peluang dari berbagai kalangan masyarakat dan kekuatan sosial politik yang memunculkan wacana dan tuntutan agar dilakukan perubahan terhadap UUD 1945.<br /><br />Tuntutan perubahan UUD 1945 itu didasarkan atas pandangan bahwa:<br /><br /> Belum cukup memuat aturan dasar bagi penyelenggaraan negara yang demokratis, modern, dan sejahtera lahir-batin.<br /> Tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dapat lebih mantap dan mudah untuk dicapai.<br /><br />Hasil kerja monumental MPR.RI Periode 1999-2004, adalah dilakukannya perubahan terhadap UUD 1945. Disebut demikian karena dalam sejarah konstitusi Indonesia sejak disahkannya UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 sampai tahun 1998 tidak pernah terjadi perubahan UUD 1945. (UUDS 1950, Konstitusi RIS 1950-1959 adalah pergantian UUD 1945)<br /><br />Agar perubahan UUD 1945 mempunyai arah yang jelas serta tidak mengubah hal-hal fundamental yang telah dilakukan oleh para pendiri negara (the founding fathers) atau para perumus UUD 1945 dalam wadah BPUPKI dan PPKI, maka Fraksi-fraksi di MPR RI merumuskan pedoman dasar, yang terwujud dalam bentuk lima kesepakatan dasar, yaitu:<br /><br />(1). Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945<br />(2). Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)<br />(3). Mempertegas sistem pemerintahan Presidensial.<br />(4). Penjelasan UUD 1945 ditiadakan, serta hal-hal normatif dalam penjelasan dimasukkan kedalam pasal-pasal.<br />(5). Perubahan dilakukan dengan cara “Adendum”<br /><br /><br />5. Hasil Perubahan/Amandemen UUD 1945<br /><br />Mengingat perubahan UUD 1945 yang dilakukan MPR RI menerapkan cara adendum, maka susunan UUD 1945 setelah perubahan, terdiri dari:<br /><br />(1). UUD 1945, Naskah asli<br />(2). Perubahan Pertama UUD 1945 (Sidang Umum MPR RI, 19 Oktober 1999)<br />(3). Perubahan Kedua UUD 1945 ( Sidang Tahunan /ST. MPR RI ,18 Agustus 2000)<br />(4). Perubahan Ketiga UUD 1945 ( ST MPR RI, 9 Nopember 2001)<br />(5). Perubahan keempat UUD 1945 (ST. MPR RI, 10 Agustus 2002)<br /><br />Kemudian rapat Paripurna MPR RI menyepakati penyusunan UUD 1945 dalam “Satu Naskah” sebagaimana terdapat dalam “UUD Negara RI tahun 1945 dalam Satu Naskah’<br /><br />6. Perubahan UUD 1945, mencakup: <br /><br />a. Batang Tubuh UUD 1945:<br /><br />Sebelum perubahan:<br />16 Bab, 37 Pasal, 49 Ayat, 4 Pasal Aturan Peralihan, 2 Ayat Aturan Tambahan, ada Penjelasan.<br />Sesudah perubahan:<br />21 Bab, 73 Pasal, 170 Ayat, 3 Pasal Aturan Peralihan, 2 Pasal Aturan Tambahan, Penjelasan dihapus.<br /><br />b. Pengalihan paham “Supremasi MPR’ ke “Supremasi Konstitusi”<br /><br />Sebelum:<br />Kedudukan MPR sangat tinggi dengan kekuasaan sangat besar sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, meliputi:<br /><br /> Anggota DPR, perwakilan politik, dipilih langsung.<br /> Utusan Daerah, ditetapkan oleh DPRD Propinsi.<br /> Utusan Golongan, diangkat oleh Presiden<br /><br /><br />Sesudah:<br />Konstitusi menempati kedudukan tertinggi, yaitu kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD<br /><br />c. Pengukuhan “Checks and Balances antar cabang kekuasaan negara.<br /><br />Sebelum:<br />MPR menempati kedudukan lebih tinggi dibanding lembaga negara lainnya dengan kekuasaan sangat besar (super body) sehingga tidak bisa dikontrol oleh lembaga, pihak atau siapapun juga.<br />Lembaga Negara: MPR, Presiden, DPA, DPR, BPK, MA. <br /><br />Setelah:<br />Berbagai lembaga disebut sebagai Lembaga Negara dengan kedudukan sejajar dan sederajad, yang dapat menjalankan fungsi saling kontrol dan saling mengimbangi (checks and balances).<br />Lembaga Negara: MPR, DPR, DPD, MA, BPK, Presiden, MAHKAMAH KONSTITUSI, Komisi Yudisial <br /><br />d. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.<br /><br />Sebelum:<br />Presiden dan Wakil Presiden secara tersendiri dipilih oleh MPR<br /><br />Setelah:<br />Presiden dan Wakil Presiden dalam satu paket, dipilih langsung oleh rakyat.<br /><br />e. Pembatasan Kekuasaan Presiden <br /><br />Sebelum:<br />Periode masa jabatan Presiden tidak dibatasi.<br /><br />Sesudah:<br /> Periode masa jabatan presiden maksimal hanya untuk dua periode saja.<br /> Tidak lagi memegang kekuasaan membentuk undang-undang.<br /> Pengangkatan pejabat public (Panglima TNI. Kapolri) dengan memperhatikan pertimbangan atau dengan persetujuan DPR.<br /> Pemberian amnesty dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.<br /> Pemberian grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA.<br /> <br />7. Konsepsi tentang negara hukum (Rechtsstaat) <br /><br />Konsepsi tentang negara hukum (Rechtsstaat) yang menggunakan istilah “The rule of law” yang berlaku pada jaman sekarang, mengandung 12 prinsip pokok yang merupakan pilar-pilar utama berdiri tegaknya satu negara modern, didasarkan atas:<br /><br />(1). Supremasi hukum (supremacy of law);<br />(2). Persamaan dalam hukum (equality before the law);<br />(3). Asas legalitas (Due process of law);<br />(4). Pembatasan kekuasaan;<br />(5). Organ-organ eksekutif, independent;<br />(6). Peradilan bebas dan tidak memihak;<br />(7). Peradilan Tata Usaha Negara;<br />(8). Peradilan Tata Negara (Constitutional court);<br />(9). Perlindungan Hak Asasi Manusia;<br />(10). Bersifat Demokratis;<br />(11). Berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara (welfare state);<br />(12). Transparansi dan kontrol sosial.<br /><br /><br /><br />FE.UPDM(B),JAKARTA

PANCASILA

1. PENDAHULUAN Tantangan berat bagi bangsa-bangsa dunia, khususnya bangsa Indonesia dewasa ini adalah globalisasi (informasi dan komunikasi)...

+ Read more »

Integritas

Integritas………………integritas……..………….integritas………………………….<br /><br />Kata-kata itu sering kali terdengar dan diperdengarkan sejak bergulirnya era reformasi, dimana pada era sebelumnya manusia Indonesia dicengkram sedemikian lama dan mengakar oleh virus penghancur moral yang bernama KKN (korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Namun maksud hati dengan pergantian era ingin memberantas korupsi, akan tetapi virus KKN itu tetap bercokol dan tetap menunjukkan keperkasaan dan daya rusak yang lebih dahsyat.<br />KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dilahirkan,<br />Sumpah Pegawai dan Sumpah Jabatan diperdengarkan dihadapan Tuhan,<br />Pakta Integritas ditandatangani secara massal dengan upacara yang sangat sakral,<br />Berita-berita KKN di mass media dikumandangkan,<br />Wajah sang aktor koruptor ditayangkan di televisi sebagai upaya untuk menimbulkan efek jera, <br /><br />namun kasus-kasus KKN diberbagai instansi Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif , tetap bergulir dan semakin menggila, dengan modus operandi yang lebih terselubung dengan sangat canggih dan rapih.<br />Dalam berbagai pidato dan pengarahan hampir dapat dipastikan selalu terselip kata-kata Integritas yang diuraikan dengan dalil-dalil akal, namun yang terjadi dalil itu terkesan dan menjelma menjadi hanya sekedar akal-akalan, kata tak bermakna, kosong dan munafik.<br />Hal ini dapat dilihat bahwa hingga saat ini Indonesia masih tetap bertengger pada peringkat tertinggi Negara terkorup di dunia.<br /><br />Ini adalah sebuah tragedi kemanusiaan.<br /> <br />PENGERTIAN<br /><br />Banyak tulisan yang mengemukakan pengertian integritas, yang walaupun ada perbedaan rumusan namun satu sama lain mempunyai titik temu yang mendekati pemahaman yang sama, yaitu :<br />Integritas adalah mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan ; kejujuran (KBBI)<br /><br />Integritas adalah teguh pada suatu kode/standar moral atau nilai tertentu, tak tercemar, tak terpecah-pecah, perilaku yang jujur dan lurus, menjunjung tinggi kehormatan, tidak berbohong, tidak mencuri/menipu.<br /><br />Integritas adalah keberanian moral untuk membuat semua tindakan sesuai dengan pengetahuan tentang yang benar dan yang salah.<br />Integritas merupakan kesatuan antara pikiran, perkataan maupun perbuatan.<br /><br />Integritas adalah sebagai kejujuran moral seseorang, mengucapkan hal yang sama di depan satu orang atau di depan banyak orang, melakukan tindakan yang konsisten dihadapan orang atau tanpa ada orang lain.<br /><br />Perilaku integritas ini tercermin dari kualitas sikap yang baik, karakter yang bersih, yang berasal dari sistem nilai internal diri yang konsisten dan tidak goyah oleh situasi atau godaan. Dengan kata lain bahwa integritas seseorang terlihat dari semua tindakan yang ia lakukan, memiliki kesamaan nilai-nilai inti tertentu.<br /><br />PAKTA INTEGRITAS<br /><br />Perkataan Pakta Integritas tiba tiba menjadi begitu terkenal dewasa ini. Dua kosa kata yang bermakna sebagai kontrak moral berubah wujud menjadi sebuah ikon yang ngetren.<br />Hal ini merupakan tuntutan orde reformasi yang menginginkan adanya reformasi disegala bidang, khususnya untuk membangun tata pemerintahan yang baik dengan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)<br />Dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut, telah diterbitkan Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme.<br />Pakta integritas dimaksudkan sebagai upaya agar kita selalu teringat akan janji dan sumpah (sumpah pegawai, sumpah jabatan) sebagai birokrat.<br /><br />Pakta integritas adalah kesepakatan kejujuran dari setiap Pejabat dan Aparatur (PNS) untuk meningkatkan harkat dan martabat dan harga diri melalui tekad bersama, yang berisi sebagai berikut :<br /><br />• Komitmen atau pernyataan janji untuk melaksanakan segala tugas, kewajiban dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku.<br />• Integritas yang tinggi<br />• Kejujuran<br />• Dapat dipercaya.<br />• Menghindari dari dari benturan kepentingan (conflict of interest)<br />• Anti KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)<br />• Anti suap.<br />• Tidak memikirkan diri sendiri.<br />• Obyektif<br />• Keterbukaan.<br />• Akuntabilitas<br /><br />KARAKTERISTIK INTEGRITAS<br />Seseorang disebut memiliki integritas, adalah sosok yang memperlihatkan konsistensi antara tindakan dan nilai, hidup sesuai dengan nilai-nilai prinsip, kesesuaian antara kata-kata dan perbuatan, tidak perduli terhadap segala konsekwensi yang mungkin menyertainya walau segetir apapun. Sebagai alat ukur sederhana, integritas mengandung karakteristik sebagai berikut :<br /><br /> * Menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting<br />Tidak berbohong, setia pada nilai moral, walaupun berhadapan dengan resiko.<br /><br />• Menemukan yang benar<br />Mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan kode integritas pribadi, dan etika moral<br /><br />• Bertanggung jawab<br />Bersikap terbuka dan jujur, berikan informasi secara lengkap(baik maupun buruk) yang tidak hanya menguntungkan diri sendiri, mengaku ketika berbuat salah, meminta maaf dan memperbaikinya.<br /><br />• Menciptakan budaya kepercayaan<br />Berikan nilai keteladanan, jangan menguji integritas rekan.<br /><br />• Menepati janji<br />Janji adalah utang, yang menepati janji akan mendapat kepercayaan.<br /><br />• Peduli terhadap kebaikan yang lebih besar<br />Berkomitmen untuk kepentingan lingkungan kerja, dengan layanan prima.<br /><br />• Jujur namun rendah hati<br />Berbuat lebih baik dan nyata daripada hanya berkata-kata.<br /><br />• Bertindak sebagai sedang diawasi<br />Berfikir bahwa setiap tindakan selalu diawasi<br /><br />• Konsisten<br />Miliki konsistensi dan keterdugaan etis. Selaraskan antara nilai dan tindakan.<br /><br /><br /><br />KATA KUNCI PEMAKNAAN INTEGRITAS<br /><br />- Nilai sebuah integritas sangat mahal, karena sesungguhnya ia adalah pancaran <br /> keagungan dan kemuliaan Tuhan yang keluar dari hati nurani terdalam manusia<br /><br />- Perbuatan menyimpang dan merugikan kepentingan umum (korupsi, penipuan, <br /> persekongkolan jahat dan persaingan tidak sehat) adalah tindakan yang meniadakan <br /> hak-hak orang lain.<br /><br />- Orang-orang yang berpegang teguh pada integritasnya, biasanya tidak akan <br /> beruntung.<br /><br />- Membangun integritas dapat dilakukan dengan memahami apa yang benar, dan <br /> kebenaran itu harus kita lakukan secara konsisten, walaupun menghadapi tantangan-<br /> tantangan atau resiko-resiko tertentu.<br /><br />- Kata integritas identik pada pribadi orang-orang yang “ARIF dan BIJAKSANA” yang <br /> mampu menjadi sosok manusia anutan dan panutan..<br /><br />- Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus modal yang <br /> paling langka dimiliki oleh pemimpin. Inilah ironi terbesar dalam arena <br /> kepemimpinan.<br /><br />- Jika pemimpin tidak memiliki (kosong) integritas, maka akan sulit bagi semua <br /> pengikutnya untuk menegakkan dan menjalankan peraturan dan tanggung jawab <br /> dengan benar.<br /><br />- Tanpa integritas, kesuksesan hidup hanyalah sebuah fata morgana kepentingan pribadi <br /> yang tidak bernilai bagi lingkungan dan kemanusiaan<br /><br />- Orang-orang yang berjuang mewujudkan cita-cita hidup tanpa dikendalikan oleh nilai-<br /> nilai integritas, akan menjadi pemangsa yang rakus, serakah, curang, culas, munafik <br /> dan tidak mengenal belas kasihan.<br /><br />- Kebahagiaan adalah ketika apa yang kita pikirkan, apa yang kita katakana dan apa yang <br /> kita lakukan berada dalam satu jalan yang harmonis yaitu integritas.<br /><br />- Integritas adalah musuh kemunafikan, sehingga tidak bisa membangun integritas <br /> sambil mempertahankan kemunafikan.<br /><br />- Manusia yang tertular virus KKN akan kehilangan integritas, kendali diri dan keteladanan, mata bathinnya tidak mengenal rasa malu, hina dan terinjak-injak martabatnya.<br /><br /><br />Sebagai penutup, ada ungkapan bijak dari Frank Outlaw :<br /><br />AWASILAH<br /><br />AWASILAH PIKIRAN ANDA, DIA BISA BERUBAH MENJADI KATA-KATA<br />AWASILAH KATA-KATA ANDA, DIA BISA BERUBAH MENJADI TINDAKAN<br />AWASILAH TINDAKAN ANDA, DIA BISA BERUBAH MENJADI KEBIASAAN<br />AWASILAH KEBIASAAN ANDA, DIA BISA BERUBAH MENJADI KARAKTER<br />AWASILAH KARAKTER ANDA, DIA ADALAH MILIK ANDA SELAMA-LAMANYA.<br /><br /><br />30 Maret 2009

Integritas

Integritas………………integritas……..………….integritas…………………………. Kata-kata itu sering kali terdengar dan diperdengarkan sejak bergulirnya era reform...

+ Read more »

Kekayaan

Pendahuluan<br /><br />Sebagai fenomena dunia, pilihan manusia yang ingin menggapai kesenangan dan kebahagiaan melalui kekayaan, tentu sebuah pilihan yang logis dan bisa dimengerti. Dengan insting atau nalurinya manusia berusaha keras untuk menggapainya, karena kaya itu adalah sesuatu yang menyenangkan, sebaliknya kemiskinan harus dijauhi.<br />Dengan memiliki harta kekayaan, seseorang akan terpandang mulia dan terhormat, bebas bergerak kemana saja, melakukan lebih banyak hal apa saja tanpa hambatan atau kendala apapun.<br />Dan soal jalur mana yang akan ditempuh untuk menjadi kaya, pilihan yang tersedia sungguh amat melimpah. Namun, tidak sedikit manusia yang hidupnya malah hanya mengejar harta kekayaan(materi), yang akhirnya terjebak dalam paradigma uang adalah segalanya. Sehingga untuk menjadi kaya, mereka melakukan hal-hal yang tidak bermoral yang merupakan buah dari akar kejahatan (keserakahan, ketidakadilan,kesombongan,kemunafikan, kekuatiran, kebencian dan kebodohan batin).<br />Saat ini banyak orang berlomba-lomba mengejar kekuasaan dan kekayaan. Hidup menjadi arena perburuan, yang memiliki kekuasaan atau kekayaan merasa tak pernah puas, mereka ingin lebih berkuasa dan lebih kaya lagi, dengan mengorbankan apa saja. Hal seperti ini menyebabkan budak kekuasaan dan kekayaan mencengkram selama hidupnya. Dalam persaingan untuk mendapatkan harta atau kekayaan yang semakin ketat pada dewasa ini, manusia cendrung semakin serakah dan menjadi makhluk yang hanya mementingkan dirinya sendiri (egois).<br /><br />Pengertian<br /><br />Pengertian kaya adalah mempunyai banyak harta (uang dsb.),sedangkan kekayaan adalah perihal (yang bersifat,berciri)kaya (KBBI)..Dengan demikian bahwa kekayaan itu dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya, baik berupa barang atau benda yang dapat diambil manfaatnya secara konkrit dalam upaya pemenuhan kebutuhannya.<br /><br />Bentuk kekayaan dapat dibagi dalam dua macam, yaitu :<br />1. Kekayaan Materi/Finansial. Adalah kekayaan yang diukur tingkat kemampuan keuangan, harta benda.<br />2. Kekayaan Moril. Adalah kekayaan hati dan pikiran, yang diukur merupakan hal-hal yang bersifat non materi.<br />Porsi kedua jenis kekayaan itu, masing-masing orang berbeda, tergantung dari masing-masing untuk menyeimbangkannya. Yang pasti bahwa <br /><br />KEKAYAAN MATERI / FINANSIAL + KEKAYAAN MORIL = KEBAHAGIAAN..<br /><br />Kebahagiaan adalah kekayaan yang sesungguhnya atau “KAYA YANG BENAR’<br />Sesungguhnya ukuran atau batasan “KAYA dan MISKIN” itu bersifat psikologis, bersifat kejiwaan dan berlaku relative di dalam masing-masing manusia<br /><br /><br />Apa yang salah dengan kekayaan ?<br /><br />Dalam kehidupan sosial yang terus berkembang, manusia sejak dini sudah dididik untuk belajar dengan rajin, agar memperoleh pekerjaan yang baik dan menghasilkan banyak uang atau gaji yang besar. Arti kekayaan semakin lama semakin berkembang seiring dengan perjalanan waktu, usia, pengertian, pengetahuan, wawasan dan kebajikan dalam diri manusia. Akhirnya muncul beragam mitos dalam masyarakat yang berkaitan dengan uang ataupun kekayaan, diantaranya :<br /><br />- Uang/kekayaan tidak pernah cukup, maka harus terus dikejar dan diraih.<br />- Dengan uang/kekayaan orang dapat memenuhi semua keinginannya.<br />- Untuk menjadi kaya, orang harus berpendidikan tinggi<br />- Dengan uang/kekayaan, dapat menabung untuk hari tua.<br />- Kekayaan dapat membuat seseorang merasa bahagia.<br />- Materi/uang memiliki sesuatu nilai yang paling tinggi, dan merupakan <br /> satu-satunya sumber kebahagiaan dan kemuliaan.<br />- Kekayaan tidak pernah akan berakhir, maka harus dikejar terus<br />- Raihlah kekayaan, jauhi kemiskinan.<br /><br />Dari kaca mata pandang ekonomi, uang adalah hasil dari perkembangan peradaban manusia yang menciptakannya sebagai alat tukar dan standar penilaian yang efektif dan efisien. Fungsi uang pun kemudian berkembang tidak hanya sebagai alat tukar, namun sudah menjadi komoditas yang memperoleh posisi yang begitu tinggi dan menjadi pusat perhatian dalam kehidupan umat manusia. Dunia pun akhirnya berputar dan bergerak karena uang. Uang sudah menjadi sangat penting, , sehingga tanpa uang menjadi sesuatu hal yang lebih menakutkan dibanding dengan kematian. Budaya materialistis melanda kehidupan ini, materi menjadi ukuran kehidupan. Dengan uang manusia mengira dapat memiliki dan menikmati segala hal yang ada di dunia, dapat menghindari diri dari ketidakberdayaan, ketidakamanan. Cinta uang menjadikan orang serakah dan bertindak tidak adil. Secara kasat mata dapat dilihat bahwa kebanyakan orang yang tenggelam dalam dosa, korupsi, dan kemaksiatan adalah orang yang terlena dengan kekayaan harta, yang lupa bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat/rohani. Artinya orang-orang kaya lebih suka memikirkan kekayaannya dan tenggelam dalam kemewahan, kesombongan, memamerkan kekayaan, kenikmatan duniawi sesaat dan menganggap rendah terhadap orang miskin.<br />Perburuan kekayaan sebagai tujuan tunggal dan utama serta untuk memenuhi kenikmatan-kenikmatan duniawi adalah sesungguhnya pemberhalaan nafsu duniawi manusia.<br />Walaupun demikian bukan berarti manusia tidak berhak untuk menjadi kaya, namun harus ada keseimbangan ideal antara kekayaan rohani dan kekayaan duniawi. Namun manusia lebih mudah berpihak pada kekayaan duniawi dengan perlahan tapi pasti mengeliminir kekayaan rohani.. Begitu merasakan nikmatnya punya uang, manusia mulai mempertahankannya, terus mengejarnya dan selalu merasa tidak pernah berkecukupan. Sekali kekayaan dikejar sebagai objek keinginan belaka, maka bathin telah menjadi serakah dan kekayaan tidak lagi menjadi berkah.<br /><br /><br />Hati nurani kita telah menjadi tumpul karena sudah tercemar dan <br />terpengaruh oleh kebiasaan-kebiasaan, kenikmatan dan kenyamanan yang <br />ditawarkan dunia.<br />Ungkapan ini memandang bahwa kekayaan materi adalah perintang bagi <br />kekayaan rohani.<br />Dari beragam pemahaman atas kekayaan tersebut diatas,maka manusia dapat dibagi ke dalam 4 kelompok/golongan, yakni :<br />1. Orang kaya yang kaya<br />2. Orang kaya yang miskin<br />3. Orang miskin yang kaya<br />4. Orang miskin yang miskin.<br /><br /><br />Doktrin teologi kemakmuran/sukses.<br /><br />Doktrin yang mengajarkan bahwa kemakmuran dan sukses adalah tanda-tanda eksternal bahwa yang bersangkutan dikasihi Allah. Kasih Allah ini diperoleh sebagai suatu takdir atau diberikan sebagai ganjaran untuk doa atau jasa-jasa baik yang dibuat orang tersebut.<br /><br />Doktrin teologi kemakmuran menyampaikan slogan-slogan sebagai berikut :<br /><br />-Anda bisa memiliki segala sesuatu yang anda inginkan<br />- Anda miskin karena Anda belum beriman kepada Allah<br />- Menjadi sakit dan miskin adalah sebuah dosa.<br />- Anda belum sembuh dari sakit karena anda belum memiliki iman yang <br /> cukup<br />- Kekayaan secara materi merupakan wujud berkah Allah.<br /><br />Slogan-slogan tersebut kedengaran menarik bagi orang-orang yang rakus akan kekayaan, dan senjata pembenar bagi praktek-praktek kotor dan serakah untuk memburu kekayaan/kemakmuran. Namun sadar atau tidak slogan tersebut merupakan upaya manipulasi rohani untuk tujuan keuntungan materi dan kenyamanan duniawi. Sebagian umat memang menjadi pemuja setia doktrin tersebut, dengan nafsu keserakahan mengejar kekayaan. Yang lebih tragis lagi bahwa kekayaan yang diperoleh dari hasil rampokan, korupsi, manipulasi dan kejahatan lainnya diklaim sebagai berkah Allah.<br /><br />Namun bertolak belakang dari teologi kemakmuran ini, ada sebuah ungkapan yang sangat fenomenal yang dikutip dari salah satu kitab suci mengatakan: <br /><br />“LEBIH MUDAH SEEKOR UNTA MASUK MELALUI LUBANG JARUM DARIPADA SEORANG KAYA MASUK KE DALAM KERAJAAN ALLAH”.<br /><br />Dua kutub paradoks ini perlu mendapat perenungan mendalam bagi kita umat manusia<br /><br />Ungkapan-ungkapan bijak tentang kekayaan :<br /><br />* Sekali kekayaan dikejar sebagai objek keinginan belaka, maka batin telah <br /> menjadi serakah dan kekayaan tidak lagi menjadi berkah.<br /><br />* Sesungguhnya kekayaan tidak lebih bernilai daripada kemiskinan.<br /><br />* Batin yang lepas bebas adalah batin yang kaya, ia membuat kita mampu <br /> berjuang dengan damai ditengah dunia yang penuh ketamakan dan <br /> keserakahan.<br /><br />* Keinginan untuk kaya menimbulkan rasa takut menjadi miskin.<br /><br />* Tidak takut menjadi miskin, orang sudah menjadi kaya.<br /><br />* Kebanyakan orang serakah ingin memiliki lebih daripada yang ia <br /> butuhkan.<br /> <br />* Bathin yang serakah penuh ketakutan dan konflik.<br /><br />* Bathin yang serakah akan mengejar kekayaan sebagai nilai paling utama <br /> kehidupan.<br /><br />* Bathin yang serakah tidak akan terpuaskan baik oleh harta kekayaan <br /> duniawi maupun rohani.<br /><br />* Begitu merasakan nikmatnya kekayaan, manusia mulai <br /> mempertahankannya, terus mengejarnya, selalu merasa tidak pernah <br /> berkecukupan.<br /><br />*Orang yang pedoman hidupnya hanya mengejar kekayaan, dia akan rela <br /> mengorbankan segalanya demi mendapatkan kekayaan itu.<br /><br />* Ketika keinginan kaya sedemikian sangat mendikte, maka kekayaan dan <br /> keinginan untuk kaya berhenti menjadi kawan, Ia akan berubah menjadi <br /> monster yang sangat menakutkan, penyakit, perceraian, permusuhan <br /> stress, bunuh diri menjadi menu kehidupan kemudian. <br /><br />* Semakin banyak kekayaan yang ditumpuk semakin mengerikan <br /> wajah kehidupan.<br /><br />Beberapa tips melepas jeratan orientasi hidup yang hanya perpusat pada kekayaan duniawi:<br /><br />- Memahami hakekat hidup sejati, yang mengandung dimensi sebagai <br /> mahkluk individu, sosial, kesusilaan dan keberagamaan<br /><br />- Senantiasa bersyukur terhadap apa yang sudah diperoleh, sebagai <br /> manifestasi dari suara hati kekayaan spiritual. Karena kekayaan <br /> spiritual tidak akan pernah dikendalikan dan dikuasai oleh materi, <br /> jabatan, ataupun kedudukan.<br /> <br />-Patuhi dan berdamai dengan ketentuan Tuhan, yaitu dengan iman dan taqwa<br /><br />Penutup<br /><br />* Jangan pernah berpikir bahwa uang/kekayaan merupakan satu-satunya <br /> cara untuk mencapai tujuan hidup anda<br /><br />* Jika anda masih merasa belum mampu mendapatkan uang/kekayaan <br /> dalam jumlah yang memadai, bukan berarti kiamat.<br /><br />* Berapapun kekayaan anda sebenarnya tetap cukup sepanjang anda <br /> mampu mengadakan penyesuaian.<br />* Perasaan berkecukupan itulah kekayaan termulia yang sangat <br /> membahagiakan.<br /><br />* Karena hidup dan alam memang berputar melalui hukum-hukum kerja, <br /> yang memberikan beragam pilihan yang mengagumkan, maka bekerja dan <br /> lakukanlah tugas masing-masing dengan sebaik-baiknya, namun <br /> terimalah hasilnya dengan rasa cukup dan bersyukur. <br /><br />* Begitu merasa cukup dan bersyukur menjadi sebuah kebiasaan, manusia <br /> seperti terhenyak nyaman dan aman masuk keladang pembantaian <br /> buasnya kehidupan. <br /><br />* Kekayaan harus kita peroleh dengan cara-cara yang jujur dan terutama <br /> tidak melanggar hati nurani dan merugikan orang lain.<br /><br />* Hidup yang ideal adalah kaya di luar sekaligus di dalam, yaitu kombinasi <br /> antara kerja keras di satu sisi, serta rasa cukup di sisi lain. Rasa cukup <br /> membawa manusia perlahan-lahan mengurangi ketergantungan akan <br /> penilaian orang lain.<br /><br />* Kekayaan itu sebenarnya bersifat netral, namun baik dan tidaknya <br /> sebuah kekayaan sangat tergantung pada bagaimana cara mendapatkan <br /> dan menggunakannya.<br /><br /><br />27 November 2008

Kekayaan

Pendahuluan Sebagai fenomena dunia, pilihan manusia yang ingin menggapai kesenangan dan kebahagiaan melalui kekayaan, tentu sebuah pilihan y...

+ Read more »

Keserakahan

Keserakahan manusia tidak pernah akan hilang, kecuali kematian datang menghampiri.<br /><br />Itu adalah suatu ungkapan dari adanya penyakit hati atau sifat dasar yang tumbuh dan berkembang setua peradaban manusia itu sendiri. Orang serakah itu selalu menganggap baik apa yang dilakukannya dan tidak perduli apakah cara yang ditempuh itu sesuai dengan nilai moral dan agama atau tidak.<br />Keserakahan itu berasal dari pikiran yang selalu ingin dipuaskan, namun tidak pernah merasa puas. Semakin kita berusaha memuaskan keinginan pikiran, maka keinginan akan merangkak naik meminta pemuasan yang lebih……….lebih…….……dan.lebih………. tanpa mengenal batas………….yang akhirnya kita menjadi budak dari pikiran. <br /><br />Sebagai suatu pertanyaan yang muncul kemudian dari adanya perbudakan terhadap pikiran manusia adalah, apa penyebab terjadinya : <br /><br />KORUPSI, KEKERASAN, PEPERANGAN, DEKADENSI/KEMEROSOTAN MORAL, RESESI EKONOMI DUNIA, TERORISME, PEMANASAN GLOBAL, BANJIR BANDANG, KEKERINGAN, PERSELINGKUHAN, DAN LAIN LAIN ????????????????<br /><br />Jawabnya Tunggal yaitu : <br /><br />K E S E R A K A H A N<br /><br /><br />Pengertian<br /><br />Serakah/loba/tamak/rakus adalah selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki (KBBI)<br />Keserakahan/kelobaan/ketamakan/kerakusan adalah keinginan untuk selalu memperoleh (harta dan sebagainya) sebanyak-banyaknya (KBBI).<br />Dari pengertian ini mengisyaratkan bahwa sukar bagi manusia untuk merasa cukup, karena setiap kecukupan melahirkan keinginan baru sehingga pada akhirnya kita tidak merasa cukup, yang pada gilirannya ini akan menjelma menjadi benih keserakahan.<br />Kenyataan dan juga realita yang sering kita jumpai dalam kehidupan ini adalah mereka yang semakin kaya kebanyakan akan menjadi semakin serakah, bahkan menindas mereka yang tidak berdaya.<br />Dewasa ini, alasan bagi orang untuk bersikap serakah, rakus, tamak dan egoistik tidak lagi dimonopoli soal penguasaan seseorang atas barang atau materi, namun sudah merasuki ranah masa depan yang tak seorangpun bisa memastikannya, yaitu memperoleh tiket ke surga.<br />Kecendrungan lain adalah makin meningkatnya paham hedon yang disebut hedonisme yaitu paham yang menyatakan bahwa dalam hidup ini yang terutama adalah kesenangan tanpa memperhatikan masalah norma, susila, etika dan pemilikan materi tanpa memandang bagaimana cara memperoleh materi itu.<br />Keserakahan adalah sesuatu yang sulit untuk dikendalikan, karena keserakahan selalu berkata, tidak pernah ada kata cukup. Selain itu keserakahan membuat orang tersebut tidak dapat menikmati apa yang sudah mereka miliki.<br />Memang tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan utama dalam kehidupan setiap manusia adalah tercapainya kesejahteraan. Salah satu paham untuk mencapai kesejahteraan yang paling banyak dianut oleh umat manusia adalah peradaban materialisme/perekonomian global yang berlandaskan pada kapitalisme liberal sebagai cermin sebuah miniatur hutan rimba, yang didalamnya berlaku hukum orang yang kuat memangsa yang lemah, orang yang besar menginjak-injak yang kecil. Orang yang bisa bertahan dan menang hanyalah orang yang paling kuat dan kejam, bukan orang yang paling baik dan ideal. Akhirnya dalam peradaban materialisme ini sulit untuk mencapai kesejahteraan sejati. Peran agama sebagai penjaga etika moral yang mewujudkan cita-cita kesejahteraan manusia yang saling bersaudara telah digrogoti dan digantikan dengan ajaran sekularisme yang sangat individual dan egoisme. Kapitalisme telah berhasil menciptakan mesin ekonomi global yang amat berkuasa dan tidak punya perasaan, sehingga manusia itu sendiri hanya menjadi tawanan dari sebuah sistem yang tidak setia kepada kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri. Hubungan antar personal menjadi tidak harmonis yang dibatasi hanya dengan ukuran untung rugi, dengan berlandaskan “Tidak ada teman sejati, hari ini dia teman, besok belum tentu.”. Dalam kondisi seperti ini virus-virus keserakahan menjadi sangat mencekam dan menghancurkan. Memang sosok keserakahan ini pada mulanya sangat nikmat dan membahagiakan, namun itu hanya sebuah tipuan. Ia justru merampas dan menghancurkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Dia telah menghancurkan hubungan kita dengan Tuhan, karena kita tidak pernah puas dengan berkat dan karunia Tuhan. Juga kehidupan pribadi kita akan meradang dan menerjang karena dikuasai oleh niat-niat busuk, pikiran-pikiran jahat demi memuaskan keserakahan yang sebenarnya tidak akan pernah terpuaskan.<br /><br />Kata-kata bijak untuk direnungkan<br /><br />• Tempatkan pikiran hanya sebagai pembantu, bukan sebagai pemimpin, latih kejernihan kesadaran, agar pikiran berkurang daya rusaknya.<br /><br />• Huduplah dengan penuh keikhlasan, kepasrahan dan rasa syukur, agar kita mendapatkan segalanya, yang pada akhirnya hidup itu menjadi sangat indah untuk dijalani.<br /><br />• Orang miskin menginginkan banyak hal, tapi orang serakah menginginkan segalanya.<br /><br />• Dia yang serakah selalu menginginkan sesuatu.<br /><br />• Orang serakah selalu miskin.<br /><br /> * Orang serakah dan fakir miskin pada prakteknya adalah satu dan sama.<br /><br />• Orang yang serakah tidak bisa dikatakan memiliki kemakmuran, karena sesungguhnya kemakmuranlah yang telah memilikinya.<br /><br />• Keinginan terkuat dan kelemahan manusia yang paling berbahaya adalah :ambisi, keserakahan, kesombongan dan keinginan untuk dihormati.<br /><br />• Kehidupan akan lebih indah bila tanpa diwarnai dengan keangkuhan, keserakahan dan egoisme.<br /><br />• Keserakahan manusia seringkali justru membawa penderitaan, bila tidak disertai dengan sikap mensyukuri apa yang telah dimiliki.<br /><br />• Dunia ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan semua orang, tapi akan kurang untuk memuaskan nafsu serakah satu orang saja.<br /><br />• Menahan diri dari serakah adalah pangkal mulia.<br /><br />• Keserakahan adalah iblis yang gemuk (ogok-ogok, gundoruwo)<br /><br />• Korupsi terjadi bukan karena kekurangan penghasilan, tapi karena keserakahan yang bertemu dengan kesempatan.<br /><br />• Jika Anda dikendalikan oleh keserakahan, maka Anda adalah orang yang sangat miskin dan menderita.<br /><br />• Waspadalah terhadap segala keserakahan, sebab walaupun seseorang memiliki harta yang melimpah ruah, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu.<br /><br />• Keserakahan dimulai dengan melihat apa yang tidak kita miliki, oleh sebab itu kita mesti melatih diri untuk melihat apa yang kita miliki dan menghargainya.<br /><br />• Keserakahan itu dimulai dan dipupuk dengan melihat apa yang orang lain miliki, oleh sebab itu latihlah diri untuk juga melihat apa yang orang lain tidak miliki.<br /><br />• Waspadalah, bahwa keserakahan adalah virus berbahaya dan menular yang bukan hanya memangsa orang lain, tapi sipemilik virus itu sendiri menjadi mangsanya.<br /><br />• Ular dan macan adalah makhluk yang benar-benar mampu menerapkan manajeman kehidupan dengan baik. Hewan ini hanya makan ketika lapar, sementara manusia makan terus menerus walaupun sudah hampir muntah.<br /><br />• Hidup yang diawali dengan keserakahan, diisi dengan keserakahan akan berakhir pula dengan keserakahan<br />• Dalam hidup ini terkadang kita sering membandingkan keatas/yang lebih tinggi, padahal pembandingan adalah hobi yang serakah, karena ia selalu mengikat dirinya dengan keinginan yang tak pernah henti.<br /><br />• Tumbuhkan kejernihan, hentikan keserakahan mendikte kehidupan ini.<br /><br />• Uang mengatakan bahwa paling enak berada di rumah orang serakah, karena disana uang menjadi raja. Dan paling tidak enak berada di rumah orang bijaksana, karena di rumah orang bijaksana uang hanya menjadi pembantu. Karena itu kesejahteraan ada di rumah orang bijaksana, dimana uang hanya berperan sebagai pembantu, tidak lebih.<br /><br /><br /><br />23 Januari 2009

Keserakahan

Keserakahan manusia tidak pernah akan hilang, kecuali kematian datang menghampiri. Itu adalah suatu ungkapan dari adanya penyakit hati atau...

+ Read more »

POST POWER SYNDROME

1. PENDAHULUAN<br /><br />Ada suatu penyakit kejiwaan yang terjadi dalam masyarakat yang sangat ditakuti yaitu Post Power Syndrome. Fenomena ini biasanya muncul atau terjadi pada orang-orang yang baru saja kehilangan kekuasaan maupun kelebihan-kelebihan lainnya, baik karena pensiun, PHK, mutasi, kehilangan popularitas, atau karena sebab lainnya. Pada saat tidak menjabat atau berkuasa dan tidak populer lagi, seketika itu terlihat gejala-gejala kejiwaan atau emosi yang kurang stabil yang biasanya bersifat negative. Mereka kecewa terhadap hidup, karena yang bersangkutan tidak lagi dihormati dan dipuja-puji seperti ketika masih berkuasa maupun saat memiliki kelebihan-kelebihan lainnya. Kondisi ini disebut sebagai post power syndrome. Pada gejala post power syndrome ini, khususnya adalah adanya gejala yang terjadi dimana penderita hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalu ( kekuasaannya, karirnya,kecantikannya, ketampanannya, kepopulerannya, kecerdasannya, dll), dan seakan-akan tidak bisa memandang realita yang ada saat ini. Ketika semua itu tidak dimilikinya, maka timbullah berbagai gangguan psikis dan phisik yang semestinya tidak perlu. Mereka bereaksi dan mendadak menjadi sangat sensitive dan merasa hidupnya akan segera berakhir hanya karena masa kejayaannya telah berlalu ( Kartono, 1997). <br /><br />2. PENGERTIAN <br /><br />Syndrome adalah kumpulan gejala-gejala negatif, sedangkan power adalah kekuasaan, dan post adalah pasca.Dengan demikian terjemahan dari post power syndrome adalah gejala-gejala setelah berakhirnya kekuasaan. Gejala ini umumnya terjadi pada orang-orang yang tadinya mempunyai kekuasaan, namun ketika sudah tidak berkuasa lagi, seketika itu terlihat gejala-gejala kejiwaan yang biasanya bersifat negatif atau emosi yang kurang stabil. Secara umum syndrome ini dapat dikatakan sebagai masa krisis pada fase-fase perkembangan tertentu dalam kehidupan. Pada gejala post power syndrome ini terutama akan terjadi pada orang yang mendasarkan harga dirinya pada kekuasaan. Dengan demikian post power syndrome ini bersumber dari kenyataan bahwa dia tersingkir dari posisi, dari lingkungan kerja dan dari kebermaknaan diri sebagaimana teori hirarkhi kebutuhan manusia yang dikemukakan oleh Abraham Maslow.<br />Bagaimana bentuk post power syndrome yang dialami, sangat tergantung pada bagaimana orientasinya semasa aktif. Bila dia tergolong Structure oriented (penekanan pada struktur/jabatan), syndrome ini akan lama menghinggapi dan menggerogoti harga dirinya, sedang jika functional oriented (penekanan pada fungsi), maka dia akan memberdayakan apa yang masih dapat difungsikan dari dirinya. <br /><br /><br />3. GEJALA-GEJALA POST POWER SYNDROME <br /> <br /> Menurut Heman Elia, M. Psi, bahwa kumpulan dari gejala-gejala syndrome itu bisa dibagi menjadi beberapa gejala, yakni :<br /><br />a. Gejala Fisik<br />Seseorang kadangkala jauh lebih cepat tua dibanding pada waktu dia menjabat/berkuasa. Rambut sekonyong-konyong menjadi putih, wajah berkeriput, pemurung, mudah sakit-sakitan dan tubuhnya menjadi lemah.<br /><br />b. Gejala Emosi<br />Dia menjadi lebih cepat tersinggung, merasa tidak berharga, menarik diri dari pergaulan sosial, menutup diri dan sebagainya.<br /><br />c. Gejala perilaku<br />Malu bertemu dengan orang lain, lebih mudah melakukan pola-pola kekerasan dan menunjukkan kemarahan kepada orang lain.<br /><br />4. KEPRIBADIAN YANG RENTAN TERHADAP POST POWER SYNDROME <br /> <br />Sawitri Supardi Sadarjoen (Kompas, 16 Juni 2002) mengemukakan terdapat kisaran tipe kepribadian yang rentan terhadap post power syndrome adalah :<br /><br />a. Menganggap pekerjaan itu adalah satu-satunya kegiatan yang <br />dinikmati dan seolah-olah itu menjadi segalanya. Orang seperti ini akan sangat mengabaikan pemanfaatan waktu senggang dan rileks dengan cara bekerja dan bekerja terus.<br /><br />b. Tanpa disadari dia menganggap bahwa jabatan (kekuasaan) menjadi <br /> pegangan, penunjang bagi ketidaktangguhan fungsi kepribadian <br /> secara menyeluruh. Apabila kehilangan jabatan berarti kehilangan <br /> harga diri, kehilangan perasaan memiliki dan atau dimiliki, kehilangan <br /> keyakinan diri, kehilangan kewibawaan, kehilangan perasaan berarti, <br /> kehilangan fasilitas, kehilangan sumber penghasilan., dll.<br /><br />Pendapat lain bahwa ciri-ciri orang yang rentan menderita post power syndrome adalah :<br />a. Orang yang senangnya dihargai dan dihormati orang lain, yang <br /> permintaannya selalu dituruti, yang suka dilayanim orang lain.<br />b. Orang yang membutuhkan pengakuan dari orang lain karena <br /> kurangnya harga diri, jadi kalau ada jabatan dia merasa lebih diakui <br /> oleh orang lain.<br />c. Orang-orang yang menaruh arti hidupnya pada prestise jabatan dan <br /> pada kemampuan untuk mengatur hidup orang lain, untuk berkuasa <br /> terhadap orang lain. Orang ini menganggap bahwa kekuasaan itu <br /> segala-galanya atau merupakan hal yang sangat berarti dalam <br /> hidupnya.<br /><br />5. PENYEBAB INTERNAL POST POWER SYNDROME<br /> <br /> Turner dan Helms(1983) mengatakan bahwa penyebab faktor internal <br /> bagi berkembangnya post power syndrome pada diri seseorang, <br /> adalah :<br />a. Kehilangan jabatan (kepemilikan kekuasaan) berarti kehilangan harga diri, yaitu hilangnya perasaan memiliki dan atau dimiliki. Dengan jabatan pula seseorang merasa lebih yakin diri , karena diakui kemampuannya.<br />b. Kehilangan latar belakang kelompok khusus atau eksklusif<br />c. Kehilangan kewibawaan<br />d. Kehilangan perasaan berarti dalam satu kelompok tertentu<br />e. Kehilangan orientasi kerja<br />f. Kehilangan sumber penghasilan (fasilitas) yang terkait dengan jabatan yang dipegang.<br /> <br /><br />6. UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH POST POWER <br /> SYNDROME <br /><br /> Untuk mengeliminir permasalahan penyebab berkembangnya post <br /> power syndrome, lebih lanjut Turner dan Helms mengemukakan kiat- <br /> kiat yang harus dilakukan, yaitu : <br /><br />a. Perlu belajar memahami, bahwa jabatan atau kekuasaan itu adalah karunia atau amanat dari Tuhan Yang maha Esa. Kita hanya sebagai alat dan tidak mengklaim itu adalah atas kehebatan saya yang menjadi milik saya yang harus dipertahankan sepenuhnya.Setinggi apapun jabatan kita itu adalah karunia dan kita hanya sebagai alat untuk melakukan pekerjaan-Nya.<br />b. Harus ada kesadaran bahwa kekuasaan itu hanya bersifat sementara dan tidak bersifat permanen atau mapan dan harus menyiapkan diri apabila suatu saat kekuasaan itu akan lepas atau ditarik dari kita. <br />c. Selama berkuasa, sebaiknya tidak memikirkan bagaimana mempertahankan kekuasaan, tetapi melakukan dan menjalankan kekuasaan itu sebaik- baiknya, dan pikirkan untuk melakukan kaderisasi.<br />d. Perlu belajar rendah hati, hindarkan sikap mentang-mentang.<br />e. Tingkatkan hubungan baik atau relasi dengan teman sejawat, bawahan atau pihak lain, dalam rangka meluaskan jaringan sebagai bekal selepas dari jabatan.<br />f. Menanamkan kebaikan selama berkuasa, jangan menyakiti hati dan menindas orang .<br />g. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan lain diluar dari jabatan atau pekerjaan yang sedang ditekuni, sebagai bekal dikemudian hari. .<br /><br />7. KIAT MENGHADAPI PASCA LEPASNYA KEKUASAAN <br /> <br /> Tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya <br /> post power syndrome , menurut psikolog Jacinta F. Rini, dapat <br /> ditempuh dengan cara-cara :<br /><br />a. Mampukan menempatkan diri (menyadari) tentang perbedaan hak <br /> dan kewajiban selaku seorang yang telah kehilangan jabatan atau <br /> kekuasaan.<br />b. Luangkan waktu untuk terus berdoa.<br /> c. Hadapi secara rileks. Ketegangan dan kecemasan tidak <br /> menyelesaikan masalah. <br />d. Bercermin dan belajarlah dari pengalaman (keberhasilan maupun <br /> kegagalan) dimasa lalu, sebagai bahan rencana masa depan.<br />e. Buatlah rencana kegiatan setiap hari.<br />f. Lakukan kegiatan sosial yang menarik, disertai optimisme bahwa <br /> hidup anda akan menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.<br /> g. Jangan suka berdiam diri dan melamun, karena hanya akan <br /> membangkitkan emosi dan pikiran negative<br />h. Hilangkan rasa kesepian dan libatkan diri pada orang-orang <br /> disekitar anda<br />i. Lakukan olah raga santai atau kegiatan kebersamaan dengan <br /> teman-teman untuk menjaga kondisi dan kesehatan tubuh<br />j. Baca buku-buku yang dapat membangkitkan motivasi<br /> k. Jangan biarkan pesimisme menguasai pikiran dan perasaan.<br /> l. Menyiapkan diri untuk menjadi bawahan jika terpaksa harus <br /> bekerja di tempat lain.<br />m. Kembangkan hobi yang selama ini belum sempat terlaksana<br />n. Pikirkan untuk menekuni usaha atau pekerjaan baru sesuai dengan <br /> usia dan hobi.<br />o. Ambil kursus singkat untuk menunjang hobi dan usaha baru.<br />p. Ambil inisiatif untuk terlibat dalam kegiatan rumah tangga.<br />q. Hubungi teman-teman lama, siapa tahu ada sesuatu yang baru dan <br /> menarik yang bisa di dapatkan.<br /><br /><br />8.ANALISIS MASALAH <br /><br />Hilangnya kekuasaan yang disebabkan oleh berbagai hal, misalnya pensiun, mutasi, PHK, tidak populer lagi atau yang lainnya, seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba atau setelah dirasakan orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan seperti apa yang akan dihadapi kelak. Oleh karenanya sering terjadi bahwa orang yang kehilangan kekuasaan tidak dapat menikmati hidupnya dengan santai, namun malahan mengalami problem serius baik kejiwaan maupun fisik.<br /><br />Sebagai manusia, ada tiga aspek kehidupan kita yang mesti terpenuhi, yaitu :<br />a, Aspek Fisik<br />b. Aspek Rohani/Jiwa/Mental<br />c. Aspek Akal/Pikiran/Intelijensi<br />Ketiga aspek ini harus terpenuhi dan ada keseimbangan, sehingga ketika seluruh aspek itu mengalami ketimpangan, maka kesiapan seseorang untuk menghadapi kenyataan adanya degradasi kekuasaan atau hilangnya kekuasaan, akan berpengaruh pada munculnya fenomena post power syndrome pada dirinya.<br /><br />9. PENUTUP<br /><br />Harusnya bagi orang yang kehilangan kekuasaan, tidak menjadikannya rendah diri, merasa tidak berguna dan tidak dibutuhkan serta berkaitan dengan masalah psikologis lainnya, namun jadikanlah itu sebagai moment periode baru untuk memulai hidup baru dengan kegiatan yang baru pula.

POST POWER SYNDROME

1. PENDAHULUAN Ada suatu penyakit kejiwaan yang terjadi dalam masyarakat yang sangat ditakuti yaitu Post Power Syndrome. Fenomena ini biasan...

+ Read more »